MAKALAH
SEMINAR
Oleh : Novita Maharsari
2114R0942
Teknik Informatika
STMIK HIMSYA SEMARANG
2019
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Dalam organisasi , kita sering sekali menemukan masalah.
Nah, salah satu cara untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan melakukan
seminar. Seminar merupakan suatu pertemuan khusus yang memiliki tata cara
tersendiri yang bertujuan untuk melakukan studi secara mendalam atas topik
tertentu guna memecahkan suatu permasalahan.
Pada seminar biasanya menampilkan satu atau
beberapa pembicaraan dengan makalah atau kertas kerja yang sebelumnya telah di
persiapkan.
Dalam seminar biasanya pembahasan berpangkal pada makalah atau
kertas kerja yang sudah di siapkan dan disusun sebelumnya oleh para pembicara,
dan tema pembahasan harus sesuai dengan permintaan panitia penyelanggara. Inti
dari pembahasan yang telah di tentukan sebelumnya akan dibahas oleh pembicara
seminar secara teoritis dan jika masalah yang dibahas terlalu luas, maka
biasanya akan dibagi menjadi beberapa sub pokok pembahasan.
Pada seminar terdapat moderator yang
bertugas memandu jalannya acara dan biasanya moderator akan mencatat berbagai
inti pembicaran mengenai masalah yang dibahas. Seminar akan diawali dengan
sebuah pembahasan mengenai pandangan umum permasalahan yang dibaca oleh
moderator, sehingga nantinya tujuan dari seminar dapat terarah.
Pembahasan masalah pada seminar
umumnya membutuhkan waktu yang lama karena bersifat ilmiah. Jadi para pembicara
harus dapat mengendalikan waktu, oleh karena itu hindarilah menjelaskan hal-hal
yang tidak terlalu penting. Lalu setelah pembicara menjelaskan permasalahan,
maka biasanya akan di lanjutkan sesi untuk tanya jawab yang tentunya dipandu
oleh moderator seminar. Setelah seluruh pertanyaan terjawab maka moderator akan
menyimpulkan permasalahan yang dibahas dan menutup seminar dengan cara untuk
memecahkan masalah yang dibahas.
Umumnya seminar diadakan bukan untuk
menetapkan keputusan terhadap masalah yang dibicarakan. Tapi seminar diadakan
untuk membahas masalah secara menyeluruh dan untuk memecahkan masalah tersebut.
Mengadakan seminar akan lebih baik jika:
- Adanya waktu yang cukup untuk melakukan membahasan masalah.
- Masalah sudah di rumuskan sebelumnya.
- Permasalahan dipecahkan secara sistematis dan juga menyeluruh.
- Ketua atau pemimpin seminar sudah memahami metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang dibahas.
- Anggota atau peserta seminar dapat diajak berfikir logis mengani cara pemecahan masalah.
1.2.Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang yang ada maka rumusan masalah dari penulisan ini adalah :
1. Apakah
pengertian Seminar?
2. Apa
fungsi dari seminar?
3. Siapa
saja pihak – pihak yang berperan dalam seminar?
4. Bagaimanakah
susunan acara pada seminar?
5. Apa
pengertian Diskusi?
6. Apa
tujuan seminar?
7. Apa
saja konsep konsep pada seminar?
8. Apa
saja unsur-unsur seminar?
9. Apa
saja ciri-ciri Seminar?
10. Bagaimana
kepanitiaan seminar?
11. Bagaimana
pelaksanaan seminar?
12. Apa
saja ruang lingkup seminar?
13. Apa
manfaat seminar?
14. Bagaimana
kesekertariatan seminar?
15. Apa
kekurangan dan kelebihan seminar?
1.3.Tujuan
Tujuan
dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami
pengertian Seminar.
2. Mengerti
dan memahami tentang Fungsi seminar.
3. Mengetahui
Pihak - pihak yang berperan dalam seminar
4. Mengetahui
susunan acara pada seminar.
5. Memahami
pengertian Diskusi.
6. Memahami
tujuan seminar.
7. Memahami konsep konsep pada seminar.
8. Memahami
unsur-unsur seminar.
9. Memahami
Ciri-ciri Seminar.
10. Memahami
kepanitiaan seminar.
11. Memahami
pelaksanaan semina.
12. Memahami
ruang lingkup seminar
13. Memahami
manfaat seminar.
14. Memahami
kesekertariatan seminar.
15. Memahami
kekurangan dan kelebihan seminar.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Seminar
Seminar pada umumnya merupakan
sebuah bentuk pengajaran akademis, baik di sebuah universitas maupun diberikan
oleh suatu organisasi komersial atau profesional. Kata seminar berasal
dari kata Latin seminarum, yang berarti "tanah tempat menanam
benih".
Sebuah
seminar biasanya memiliki fokus pada suatu topik yang khusus, di mana mereka
yang hadir dapat berpartisipasi secara aktif. Seminar seringkali dilaksanakan
melalui sebuah dialog dengan seorang moderator seminar, atau melalui sebuah
presentasi hasil penelitian dalam bentuk yang lebih formal. Biasanya, para
peserta bukanlah seorang pemula dalam topik yang didiskusikan (di universitas,
kelas-kelas seminar biasanya disediakan untuk mahasiswa yang telah mencapai
tingkatan atas). Sistem seminar memiliki gagasan untuk lebih mendekatkan
mahasiswa kepada topik yang dibicarakan. Di beberapa seminar dilakukan juga
pertanyaan dan debat. Seminar memiliki sifat lebih informal dibandingkan sistem
kuliah di kelas dalam sebuah pengajaran akademis.
Perlu
dicatat bahwa di beberapa universitas Eropa, sebuah seminar dapat berarti kelas
kuliah yang besar, khususnya ketika dibawakan oleh ahli yang termasyhur (tanpa
memperhatikan jumlah hadirin atau jangkauan mahasiswa yang berpartisipasi dalam
diskusi).
Seminar adalah sebuah pertemuan khusus yang
memiliki teknis dan akademis yang tujuannya untuk melakukan studi menyeluruh
tentang suatu topik tertentu dengan pemecahan suatu permasalahan yang
memerlukan interaksi di antara para peserta seminar yang dibantu oleh seorang guru besar ataupun cendikiawan.
Seminar pada umumnya merupakan suatu bentuk
instruksi akademis, baik di lembaga akademis atau ditawarkan oleh sebuah
organisasi komersial atau profesional.
Seminar dapat juga diartikan suatu
pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah dibawah pimpinan ketua
sidang (guru besar atau seorang ahli). Pertemuan atau persidangan dalam seminar
biasanya menampilkan satu atau beberapa pembicara dengan makalah atau kertas
kerja masing-masing. Seminar biasanya diadakan untuk membahas suatu masalah
secara ilmiah.
Pembahasan dalam seminar berpangkal
pada makalah atau kertas kerja yang telah disusun sebelumnya oleh beberapa
pembicara sesuai dengan pokok-pokok bahasan yang diminta oleh sesuatu panitia
penyelenggara. Pokok bahasan yang telah ditentukan, akan dinahas oleh pembicara
secara teoritis dan dibagi beberapa subpokok bila bahasan masalahnya terlalu
luas.
Disini terdapat pula moderator yang
bertugas memandu jalannya acara dan mencatat pokok-pokok pembicaraan. Pada awal
seminar, dapat dibuka dengan dengan suatu pandangan umum oleh moderator
sehingga tujuan seminar terarah. Peserta mendengarkan pokok pembicaraan yang
disampaikan pembicara. Pe,bahasan dalam seminar membutuhkan waktu yang lebih
lama karena sifatnya yang ilmiah. Apabila pembicara tidak dapat mengendalikan
diri maka waktu banyak dipergunakan untuk pembahasan yang kurang penting.
Setelah pembicara memaparkan permasalahan dapat dibuka sesi tanya jawab yang
dipandu oleh moderator. Setelah semua pertanyaan dari peserta seminar dapat
terjawab oleh pembicara maka moderator menyimpulkan permasalah tersebut dan
menutup seminar dengan permasalahan yang berhasil dipecahkan.
Istilah
seminar sangat populer di masyarakat, terutama Juga sebagaimana istilah
diskusi, seminar sangat akrab di kalangan perguruan tinggi. Memang, agak sulit
membedakan mana seminar dan mana pula diskusi. Kedua kegiatan ini juga membahas
suatu masalah secara mendalam. Seminar bisa diartikan sebagai bentuk pertemuan
atau persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ahli atau guru
besar atau para pakar (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa, 1991:907). Jika berpegang pada pengertian seminar yang tercantum di
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut, maka salah satu ciri khas seminar
adalah bahwa adanya peran atau keterlibatan langsung para ahli, guru besar,
atau pakar bidang tertentu, berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam seminar
itu sendiri. Yang jelas, bahwa seminar merupakan forum atau pertemuan untuk
membahas sesuatu secara mendalam, tuntas, dan dapat dijadikan sebagai acuan
atau bahan pertimbangan atas keberadaan suatu masalah atau bisa dijadikan acuan
dalam melakukan atau menyikapi sesuatu. Wajar jika seminar melibatkan para ahli
agar segala yang muncul dan berkembang saat seminar dapat dipertanggungjawabkan
dari segi kekuatan pemikirannya.
Seminar sebagai sebuah pertemuan ilmiah berarti juga hanyak melibatkan pengungkapan gagasan dan pemikiran yang dituangkan secara lisan dan juga tentu berdasarkan gagasan dari pemikiran yang telah ditulis oleh para penyaji makalah. Seminar tentu disertai dengan penyaji atau pembicara. Penyaji atau pembicara dalam seminar biasanya menyertakan gagasan, pemikiran, atau mungkin hasil penelitiannya yang ditulis dalam bentuk makalah.
Persiapan seminar tidak jauh berbeda dengan bagaimana menyiapkan sebuah diskusi. Dalam seminar juga terdapat penyaji makalah, moderator atau pemandu, sekretaris atau notulis, dan peserta. Segala hal yang berkaitan dengan diskusi kiranya dapat saja diterapkan dalam pelaksanaan seminar. Diskusi tidak jauh berbeda, agak sulit memberikan batas perbedaan di antara satu dengan yang lainnya. Seminar tampaknya lebih formal dan diskusi, mungkin bisa dianggap lebih besar. Amat jarang sebuah seminar yang pesertanya hanya sepuluh orang. Sebaliknya, dalam sebuah diskusi mungkin pesertanya bisa kurang dan sepuluh orang. Namun, diskusi tidak jarang juga dihadiri ratusan orang. Forum seminar terkadang juga disebut atau dinyatakan sebagai diskusi. Berapa jumlah yang ideal untuk peserta kedua forum ini memang sulit ditentukan, tidak ada jumlah minimal mutlak yang menjadi syarat layaknya sebuah diskusi atauseminar.
Seminar sebagai sebuah pertemuan ilmiah berarti juga hanyak melibatkan pengungkapan gagasan dan pemikiran yang dituangkan secara lisan dan juga tentu berdasarkan gagasan dari pemikiran yang telah ditulis oleh para penyaji makalah. Seminar tentu disertai dengan penyaji atau pembicara. Penyaji atau pembicara dalam seminar biasanya menyertakan gagasan, pemikiran, atau mungkin hasil penelitiannya yang ditulis dalam bentuk makalah.
Persiapan seminar tidak jauh berbeda dengan bagaimana menyiapkan sebuah diskusi. Dalam seminar juga terdapat penyaji makalah, moderator atau pemandu, sekretaris atau notulis, dan peserta. Segala hal yang berkaitan dengan diskusi kiranya dapat saja diterapkan dalam pelaksanaan seminar. Diskusi tidak jauh berbeda, agak sulit memberikan batas perbedaan di antara satu dengan yang lainnya. Seminar tampaknya lebih formal dan diskusi, mungkin bisa dianggap lebih besar. Amat jarang sebuah seminar yang pesertanya hanya sepuluh orang. Sebaliknya, dalam sebuah diskusi mungkin pesertanya bisa kurang dan sepuluh orang. Namun, diskusi tidak jarang juga dihadiri ratusan orang. Forum seminar terkadang juga disebut atau dinyatakan sebagai diskusi. Berapa jumlah yang ideal untuk peserta kedua forum ini memang sulit ditentukan, tidak ada jumlah minimal mutlak yang menjadi syarat layaknya sebuah diskusi atauseminar.
Menurut para ahli pengertian seminar
banyak didefinisikan kedalam berbagai pengertian, namun intinya sama. Berikut
rangkuman yang penulis coba sampaikan tentang apa itu seminar menurut para
ahli.
1.
Kegiatan
seminar pada dasarnya memiliki fungsi memperrsatukan kelompok atau grup-grup
kecil yang melakukan kegiatan rutin dalam membahas topik-topik ilmiah
2.
Seminar
dimanfaatkan juga dalam dunia bisnis, kegiatan seminar ditujukan untuk
mendeskripsikan acara yang bersifat komersil. Dimana pemateri/narasumber
didatangkan untuk memberikan informasi atau ilmu yang sangat dibutuhkan bagi
peserta seminar
3.
Seminar
adalah kegiatan atau instruksi ilmiah/ akademis yang biasanya dilaksanakan oleh
lembaga pendidikan/ Lsm, organisasi tertentu baik dengan tujuan professional
ataupun komersil
4.
Seminar
adalah sebuah ruang lingkup pembahasan yang mempunyai struktur dan teknis
tersendiri dalam membahas suatu permasalahan. Pembahasan seminar bersifat
menyeluruh berdasarkan topik tertentu, sampai menghasilkan kesimpulan atau
solusi terbak.
5.
Pengertian seminar menurut Webster's Dictionary of
Unabridged
Seminar merupakan sekelompok mahasiswa yang dibimbing untuk
melakukan suatu penelitian atau pembelajaran secara mendalam.
6.
Pengertian
seminar menurut Oxford Advanced Dictionary
Seminar
merupakan suatu bentuk pembelajaran di sekolah / universitas yang dilakukan
dengan cara mengkaji permasalahan dan mendiskusikannya dengan seorang profesor
/ orang yang ahli di bidangnya.
7. Pengertian seminar secara terminology
Secara
terminology, seminar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang ahli /
peneliti untuk menyampaikan atau mempresentasikan suatu karya ilmiah kepada
para peserta, yang berguna dalam hal membantu mengambil keputusan.
8.
Pengertian seminar menurut Rusland Ahmadi
Seminar
merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai proses untuk memecahkan suatu
masalah, atau proses menemukan solusi yang biasanya diangkat dari hasil sebuah
penelitian / literature.
2.2.
Fungsi Seminar
Setelah kita mengetahui apa itu seminar terkait
pengfertiannya berikut fungsi kenapa diadakan kegiatan seminar.
fungsi seminar adalah untuk menyampaikan suatu pokok gagasan atau sesuatu
hal baru kepada khalayak umum atau para peserta seminar.
Dilakukannya seminar diharapkan
peserta dapat memperoleh ilmu dan pengetahuan baru yang nantinya dapat
dikembangkan lagi untuk menyelesaikan masalah. Selain itu ebagai salah satu
syarat untuk mendapatkan sertifikat yang ditujukan untuk mendapatkan suatu
pengakuan atau kualifikasi dalam pekerjaan.
2.3.
Pihak - pihak yang Berperan Dalam Seminar
1.
Penyaji
Pihak utama yang harus ada dalam
sebuah seminar adalah penyaji ataupun pemateri. Penyaji merupakan peserta
seminar yang bertugas menyajikan materi yang akan dibahas pada seminar. Dalam
aktivitas penyajian materi, seorang penyaji dapat menggunakan berbagai macam
alat fasilitas pendukung seperti alat peraga, komputer, proyektor, dan
fasilitas pendukung lainnya.
- Moderator
Selain penyaji, pihak yang juga
harus ada dalam seminar resmi adalah moderator. Sama seperti hal nya
diskusi-diskusi lainnya, moderator memiliki tugas sebagai seorang pemimpin
acara dan berhak mengendalikan setiap susunan atau pun peraturan dalam acara
seminar tersebut.
- Pembawa Acara
Meskipun tidak harus ada, pembawa
acara juga merupakan salah satu pihak yang berperan dalam aktivitas seminar.
Pembawa acara biasanya memiliki fungsi membuka seminar, mengenalkan penyaji,
pembahas, moderator, dan notulen, serta menutup acara seminar.
- Pembahas
Sama seperti halnya pembawa acara,
pembahas pada dasarnya tidak harus ada dalam aktivitas seminar. Pembahas
biasanya hanya dihadirkan dalam acara-acara seminar khusus seperti seminar
tugas akhir ataupun seminar penelitian.
- Notulen
Pihak ke lima yang berperan dalam
acara seminar adalah notulen. Notulen merupakan orang yang ditugaskan sebagai
pencatat ataupun penulis hal-hal penting yang terjadi dalam aktivitas seminar.
Hasil rangkuman yang dibuat oleh notulen biasanya akan digunakan oleh moderator
dalam mebuat kesimpulan seminar.
- Audience
Meskipun memiliki peran yang sangat
terbatas, Audience merupakan salah satu pihak yang harus ada dalam setiap acara
seminar. Audience biasanya berperan sebagai orang yang mendengar dan memberikan
tanggapan (berupa kritik, saran, atau pun komentar) terhadap apa yang
disampaikan oleh penyaji. Dalam memberikan tanggapan, audience harus mengikuti
peraturan dan juga panduan yang diberikan oleh moderator.
2.4.
Susunan Acara Pada Seminar
Jika akan
menyelenggarakan seminar kelas, pertama-tama susunlah organisasi
peleksanaannya. Seorang di berikan tugas untuk melakukan pembahasan secara
khusus dari makalah atau kertas kerja yang sudah disiapkan. Seorang di beri
tugas sebagai moderator, lalu yang lainnya diberikan tugas sebagai narasumber
dan sebagai notulis yang nantinya bertugas untuk menyusun laporan. Adapun
susunan acara pada seminar yang umumnya sering dibuat:
· Laporan ketua.
· Penyajian ketua.
· Pembahasan oleh pembicara.
· Diskusi atau tanya jawab.
· Penyimpulan.
· Penutupan.
Karena seminar salah satu bentuk diskusi, maka laporan
seminarpun merupakan laporan seperti hasil diskusi. Jadi laporan seminar
harus berisi mengenai hal-hal yang memang dianggap penting.
2.5.
Pengertian Diskusi
Kata diskusi berasal
dari bahas Latin discutio atau discusum yang
berarti bertukar pikiran. Dalam bahasa Inggris digunakan kata discussion yang
berarti perundingan atau pembicaraan. Dari segi istilah, diskusi berarti
perundingan/bertukar pikiran tentang suatu masalah: untuk memahami, menemukan
sebab terjadinya masalah, dan mencari jalan keluarnya. Diskusi ini dapat
dilakukan oleh dua-tiga orang, puluhan, dan bahkan ratusan orang. Diskusi
adalah sebuah proses tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur unsur
pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapatkan pengertian bersama
yang lebih jelas, lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan
merampungkan kesimpulan/pernyataan/keputusan.
Di dalam diskusi
selalu muncul perdebatan. Debat ialah adu argumentasi, adu paham dan kemampuan
persuasi untuk memenangkan pemikiran/paham seseorang. Simposium ( symposium)
agak mirip dengan seminar, symposium berasal dari bahasa latin, yang artinya
“pertemuan”.
Simposium merupakan pertemuan terbuka dengan
beberapa pembicara yang menyampaikan ceramah pendek mengenai aspek yang berbeda tetapi
saling berkaitan tentang suatu masalah. Simposium dipimpin oleh seorang
ketua yang bertugas mengatur jalannya diskusi. Pendengar bertanya dan para ahli
menjawab. Sebuah symposium misalnya untuk membahas masalah “ ancaman free sex
terhadap generasi muda”, dihadirkan pembicara dari berbagai kalangan seperti
agamawan, pendidik, pyshikolog, ahli kesehatan. Symposium merumuskan
pandangan-pandangan dari pembicara atau peserta, namun tidak ada suatu
kesimpulan akhir yang diambil.
2.6. Tujuan Seminar
Adapun tujuan dari seminar antara lain adalah sebagai berikut:
1.
Untuk meningkatkan kemampuan kita dalam menganalisa suatu permasalahan.
2. Untuk menambah wawasan kita
tentang permasalahan atau isu-isu ilmiah
3.
Untuk melatih kita dalam mengemukakan pendapat yang masuk akal dan sistematis.
4.
Untuk meningkatkan wawasan dan membuat kita terbiasa dengan tata cara yang ada
pada suatu seminar.
5.
Untuk meningkatkan kemampuan kita dalam berdialog atau berkomunikasi dengan
orang lain.
2.7. Konsep dasar Seminar
1. Konferensi
Konferensi
(conference) merupakan suatu pertemuan resmi para ahli atau pakar dari berbagai
instansi dan lembaga dengan tujuan mencoba menyepakati hal-hal yang penting dan
khusus, sehingga diperoleh hasil yang lebih baik atau memadai, karena
diungkapkan dari pemikiran-pemikiran para ahli.
Umumnya
suatu konferensi merupakan ajang pertemuan yang bersekala luas, baik tingkat nasional maupun internasional, melibatkan peserta
dari berbagai negara dengan kualifikasi khusus.
Contoh
konferensi seperti itu adalah “Konferensi Hak-Hak Asasi Manusia Sedunia” (International
Human Rights Conference), atau “Konferensi Pemberantasan dan Pencegahan Flu
Burung di Kawasan ASEAN”.
2.
Permasalahan
Kongres
(congress) merupakan forum bertemunya wakil-wakil yang berwenang dari
suatu kelompok atau organisasi yang mempunyai kekuasaan tertinggi dalam
menentukan pedoman, kebijakan-kebijakan, program kegiatan dan adakalnya
membentuk kepengurusan dari kelompok atau organisasi. Sama dengan
konferensi, kongres juga dapat berskala nasional maupun internasional.
Dalam
lingkup internasional, misalnya ada Kongres Taman Nasional Sedunia (World
National Parks Congress) atau Kongres Guru Sedunia (World Teachers
Congress), peserta dari kongres-kongres tersebut adalah wakil-wakil
dari Pengelola Taman Nasional tiap negara atau Organisasi Guru di suatu Negara.
Dalam
lingkup lokal maupun nasional, banyak diselenggarakan kongres oleh
berbagai kelompok atau organisasi, misalnya Kongres Nasional Ikatan Arsitek
Indonesia, menyelenggarakan kongres di suatu tempat dan dihadiri oleh
wakil-wakil ikatan arsitek dari tiap provinsi atau Kongres Nasional
Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (Congress of Indonesian Internist
Association) yang dihadiri oleh Pengurus Pusat dan Cabang organisasi tersebut.
3.
Seminar
Banyak
definisi yang dibuat oleh para pakar untuk seminar
namun intinya adalah seminar (seminarium – bahasa latin – tanah tempat
menanam benih) merupakan suatu pertemuan ilmiah yang membahas suatu masalah
yang diikuti banyak peserta dan mereka yang ahli di bidangnya yang pada akhirnya akan diperoleh suatu rumusan yang disepakati
bersama.
Berikut
ini disampaikan beberapa definisi lain mengenai seminar.
a)
Pemecahan Masalah
“Seminar merupakan suatu kegiatan
pemecahan masalah pada tema tertentu yang telah ditetapkan yang melibatkan para
pakar, biasanya dari perguruan tinggi sebagai pembawa makalah atau
pembanding/penyanggah”.
b)
Pembahasan Studi Kasus atau Topik Tertentu
“Seminar adalah kegiatan yang diadakan dalam rangka membahas suatu
studi lkasus atau suatau topik tertentu, yang
biasanya diikuti banyak peserta, dipimpin oleh seorang yang ahli dalam
bidang yang dipelajarinya, sehingga seminar tersebut berfungsi memberikan
kesempatan diskusi kepada para persertanya dan
menstimulasi partisipasi anggota kelompok menjadi aktif”.
c)
Pertemuan Mahasiswa Bidang Keilmuan Tetentu
Seminar merupakan pertemuan sejumlah
mahasiswa perguruan tinggi bidang keilmuan tertentu di bawah pimpinan mahaguru yang bersangkutan”.
d)
Pertemuan Sekelompok Ahli
“Seminar adalah pertemuan sekelompok
ahli atau pakar yang sedang mengkaji kebenaran hasil penelitian ilmiah di
masyarakat di luar kalangan perguruan tinggi”.
e)
Pembahasan Hasil Penelitian Ilmiah
“Seminar merupakan pembahasan ilmiah
(hasil penelitian) yang dipimpin oleh seorang atau beberapa ahli, dan dihadiri oleh beberapa penyanggah”.
f)
Pertemuan Para Spesialis
“Seminar adalah pertemuan para
spesialis”.
Adakalanya sebuah seminar
dilanjutkan dengan lokakarya yang akan
membahas hasil seminar tersebut secara lebih mendalam dalam forum peserta yang
lebih sedikit dan waktu yang agak relatif longgar.
Keuntungan dari dua kegiatan yang dilakukan secara
berurutan ini adalah hasil yang diperoleh lebih fokus, tidak perlu mengumpulkan
kembali para pakar dalam waktu yang lain, dan isu
yang dibicarakan masih hangat. Kegiatan penggabungan kedua kegiatan ini
disebut juga sebagai Semiloka, yaitu Seminar dan Lokakarya.
g)
Simposium
Simposium (symposium) agak
mirip dengan seminar, simposium berasal dari bahasa Latin, yang artinya
“pertemuan”.
Simposium merupakan suatu rangkaian
ceramah yang diberikan oleh dua atau
sampai lima orang, dengan topik yang berlainan, tetapi berhubungan erat satu
sama lain yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta untuk
menganalisis beberapa aspek yang saling berhubungan dan yang dapat
diperdebatankan, serta membantu peserta untuk dapat mengerti
hubungan dari macam-macam bagian dari satu tajuk atau inti permasalahan.
Simposium dipimpin oleh seorang
moderator dan mengkoordinasi jalannya pembicaraan dari pembicara atau
pembahas dan penyanggah serta
pertanyaa-pertanyaan yang diajukan oleh perserta.
Dalam sebuh simposium, peserta dapat
mengajukan pendapat atau pertanyaan setelah pembicara atau penyanggah selesai
berbicara. Contoh misalnya untuk membahas masalah ancaman narkoba terhadap
pemuda. Simposium merumuskan pandangan-pandangan dari para pembicara atau
peserta namun tidak ada suatu kesimpulan akhir yang diambil.
4.
Lokakarya
Lokakarya
atau workshop atau academic workshop adalah pertemuan dari
orang-orang yang berpengalaman dan betanggung jawab dan ahli-ahli yang dapat
membantu peserta guna membicarakan masalah atau pelajaran mereka yang dirasakan
sukar untuk dipecahkan sendiri dan bersama-sama mencari solusinya.
Peserta
lokakarya berasal dari kelompok yang homogen dalam jumlah yang relatif sangat
terbatas, sehingga setiap peserta dapat berbicara secara aktif dan intens sehingga keterlibatan peserta
dalam pembicaraan lebih dinamis.
Lokakarya
mempunyai topik tertentu atau pokok pembicaraan misalnya Peran Mahasiswa dalam
Dunia Politik.
Lokakarya
dapat dilakukan dalam rangka menindaklanjuti hasil atau rumusan suatu seminar
untuk tema atau topik yang sama.
5.
Panel (Diskusi Panel)
Panel,
atau diskusi panel (panel discussion) atau pertukaran pikiran merupakan
suatu pertemuan untuk mendengarkan percakapan antara 3-6 orang panelis yang
mengemukakan topik-topik tertentu atau topik yang spesifik yang telah di
tentukan terlebih dahulu dan dipimpin oleh seorang moderator untuk didiskusikan
bersama sehingga diperoleh masukan tentang pendapat-pendapat yang berbeda dan
peserta distimulasi untuk berdiskusi.
Perbedaan
pendapat antara panelis merupakan hal yang biasa, karena dalam diskusi panel
tidak akan diambil suatu kesepakatan atau keputusan. Perbedaan pendapat justru
akan merupakan stimulus bagi hadirin dalam menambah wawasan berpikir mereka.
Peran
hadirin biasanya tidak diberi kesempatan berbicara untuk mengemukakan
pendapatnya selama panelis berdiskusi dan perannya hanya sebagai pendengar yang
dapat merangsang cara berpikir mereka dengan mendapatkan berbagai perspektif
pandangan yang disampaikan panelis.
Setelah
selesainya diskusi para panelis, hadirin dapat membentuk
kelompok- kelompok kecil untuk melakukan diskusi lanjutan.
Jumlah
peserta diskusi biasanya sangat dibatasi agar diskusi berjalan lebih efektif.
6.
Diskusi
Sedikit
berbeda dengan Diskusi Panel, Diskusi (discussion) disini adalah
pembicaraan mengenai hanya suatu topik dengan tujuan untuk merumusakan
kepentingan bersama.
Diskusi
biasanya diikuti 6-20 orang peserta, dipimpin oleh seorang pimpinan
diskusi/moderator, guna memecahkan atau menyelidiki suatu masalah, dimana
setiap peserta dapat saling tukar pendapat dan membina teamwork yang
solid.
7.
Forum
Forum
merupakan suatu diskusi terbimbing yang diikuti banyak misalnya 25 orang,
dengan narasumber yang mendiskusikan berbagai masalah.
Para
peserta dalam forum dapat saling bertanya atau menanyakan kepada narasumber
yang ada, mengemukakan pikiran dan perasaannya, narasumber akan berbicara
menurut kebutuhan dan kepentingan peserta. Dalam forum ini, peserta dapat
berpatisipasi penuh dan memperoleh pengetahuan dari narasumber maupun
peserta lainnya dan peran pimpinan forum sangat membantu kelancaran diskusi.
Tempat
duduk antara peserta dengan narasumber dalam forum tidak terpisah, seorang
pembicara atau peserta forum, kalau sudah selesai berbicara, akan kembali ke
temapat duduknya semula.
Dalam
forum tidak ada keputusan yang diambil,
pimpinan forum hanya menyampaikan ikhtisar pembicaraan dan himbauan
kepada semua pihak yang telah mengikuti forum pada saat
forum berakhir.
8.
Debat
Debat
(debate) merupakan sebuah metode pertemuan diama pihak yang pro dan kontra dapat
menyampaikan pendapat mereka.
Debat
bisa mempertajam, membangkitkan analisis dari kelompok, menimbulkan daya tarik
dan dapat diikuti oleh sejumlah peserta. Dalam pelakasaannya, debat dapat
diikuti dengan suatu tangkisan atau tidak sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan terlebih dahulu,
anggota kelompok dapat juga bertanya kepada peserta debat atau pembicara.
Debat
dengan skala nasional maupun internasional kadang kala disaksiakan oleh banyak
orang melalui tayangan televisi atau didengarkan melalui siaran radio, seperti
halnya debat para calon presiden, yang berdebat mengenai program-program ilmiah
dari para calon kalau nanti meraka terpilih. Moderator mengatur jalannya debat
agar tertib dan pembicaraan agar tidak keluar dari hal yang diperdebatkan.
9.
Sarasehan
Sarasehan
merupakan bentuk pertemuan yang dihadiri oleh sekelompok undangan tertentu
untuk membicarakan suatu masalah dengan cara yang
informal dan dalam suasana yang
rileks, bahkan tempat duduk peserta cukup dilantai saja atau yang dikenal
dengan istilah lesehan.
Dalam
pertemuan ini ada yang memimpin dan hadirin atau peserta dipersilahkan
dengan bebas dan terbuka, dan secara rileks dalam suasana yang informal dan
ceria menyampaikan gagasan dan saran untuk pemecahan permasalahan tertentu yang
menjadi topik pembicaraan.
Banyak
hal yang dapat diselesaikan dan dipecahkan
dengan cara sarasehan ini, daripada pertemua-pertemuan yang bersifat lebih formal karena pesertanya tidak terikat
dengan aturan-aturan baku.
2.8.
Unsur – Unsur Seminar
1.
Unsur
Manusia
Unsur Manusia yang meliputi pemandu
ataumoderator, penulis, penyaji makalah danpeserta.Pemandu atau moderator
adalah orang yang aka mengatur jalannya seminar, sehinggasemua keputusan ada di
tangan moderator.Ketika ada salah satu diantara peserta yang mau bertanya, maka
harus mendapatkan izim dari moderator, tidak sewenang-wenangnya kemudian
menjawab. Sebaliknya juga, penyaji ketika mau menyampaikan atau menjawab pertanyaan
yang ditanyakan oleh salah satu peserta, maka harus mendapatkan izin terlebih dahulu
dari moderator untuk menjawab
pertanyaannya. Penulis atau notulis
adalah orang yang menghasilkan notulen dari hasil seminar. Notulis akan
menyampaikan hasil dari seminar, segala
sesuatu yang sudah disepakati bersama.
Notulis harus bisa dan mampu mencatat hasil seminar kemudian disampaikan atau
dilaporkan kepada
para peserta seminar. Dalam seminar
harus ada seorang penyaji yang
akan menyajikan atau menyampaikan
secara detil terhadap para peserta tentang makalah atau tema yang diangkat pada
seminar. Penyaji adalah seseorang yang bisa dikatakan mampumenyampaikan materi
seminar, sehingga para peserta merasa puas terhadap acara seminar yang
diadakan. Maka dari itu, harus mencari atau mendatangkan seorang penyaji yang
memang benar-benar mampu dan berpengetahuan
yang luas.
Kegiatan seminar harus ada peserta
seminar. Tidak cukup hanya mendatangkan penyaji dan dihadiri moderator, akan
tetapi seminar harus dihadiri peserta. Sebab, penyaji akan menyajikan makalahnya
dan disampaikan kepada peserta seminar. Peserta merupakan orang yang hadir dalam
acara seminar selain dari penyaji dan moderator. Bisa juga dikatakan peserta
adalah orang yang mendengarkan. Banyak dan sedikitnya peserta menyebabkan tidak
sukses dan semaraknya acara, memang pada hakikatnya kesuksesan tidahlah
bergantung kepada banyaknya peserta, tapi peserta sebagai penunjang terhadap
jalannya acara.
2.
Unsur Materi
Unsur materi yang meliputi masalah, tema atau topik pembicaraan.
Sebelum dilaksanakan sebuah seminar,
terlebih dahulu harus mencari atau mendapatkan masalah, sehingga bisa dijadikan
bahan diskusi pada kegiatan seminar. Masalah itulah kemudian diusung dan
dibahas pada seminar.
Tanpa mempunyai permasalahan, maka
acara seminar tidak mungkin berjalan, karena tidak ada yang mau dibahas. Tema
atau topik merupakan pokok kajian yang diusung pada kegiatan seminar. Tema
didapat setelah menemukan permasalahan kemudian lebih difokuskan ke dalam
bentuk tema. Tema sebagai roh permasalahan yang akan dibahas atau diurai secara
mendalam. Makalah yang dibuat oleh penyaji setidaknya harus berkaitan
dengan tema tidak boleh mengangkat
makalah yang tidak ada kaitannya dengan tema. Sebab, tema salah satu topik yang
sudah disepakati untuk dijadikan bahan diskusi.
3.
Unsur Fasilitas
Unsur fasilitas yang meliputi ruangan,
meja, kursi, alat-alat audiovisual, papan tulis, kertas dan sebagainya.
Unsur seminar tersebut bersifat relatif, artinya tergantung
seminar apa yang dilaksanakan, namun secara umum dalam setiap kegiatan seminar,
point point di atas selalu ada.
2.9.
Kepanitiaan Seminar
Ketika menyelenggarakan sebuah seminar, ada beberapa
pilihan, yaitu membentuk panitia yang khusus untuk kegiatan tersebut atau
menyerahkan kepada sebuah perusahaan jasa yang memang bergerak dalam
pengorganisasian kegiatan tersebut yang dikenal dengan event organizer atau
dalam rangka pembelajaran, membentuk panitia gabungan di antara keduanya. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012:636), panitia adalah sekumpulan orang yang
bertugas mengurus sesuatu pekerjaan dan sebagainya. Seandainya penyelenggaraan
seminar diserahkan kepada event organizer, maka harus jelas apa
batas-batas kewenangan yang diberikan, kewajiban, serta hak masing-masing
pihak, yang dituangkan dalam suatu kontrak atau perjanjian kerja sama
sebelumnya.
Berikut
ini akan diuraikan masalah-masalah yang terkait dengan kepanitiaan suatu
seminar, apakah panitia yang dibentuk khusus oleh institusi, atau panitia yang
berada dalam organisasi perusahaan event organizer, maupun panitia
gabungan.
1.
Tugas
dan Tanggung Jawab Panitia
a.
Tugas
Tugas panitia seminar dikemukakan
Yuzal, dkk(2013:58) berikut ini.
Panitia seminar bertugas
menyelenggarakan seminar sejak terbentuknya kepanitiaan, yakni merencanakan dan
melaksanakan seminar sampai dengan dibubarkannya kepanitiaan tersebut. Tugas
panitia baru dikatakan berakhir apabila sesusai seminar semua hal yang
berkaitan, baik langsung maupun tidak langsung dapat diselesaikan dan
dipertanggungjawabkan.
b. Tanggung Jawab
Pada dasarnya panitia
bertanggungjawab kepada beberapa pihak, yakni kepada.
a.
Peserta yang mengikuti seminar;
b. Semua
personel yang terlibat langsung dalam seminar seperti Pembawa Acara, Pemakalah,
Moderator, Notulis, dan sebagainya;
c. Pihak
atau institusi yang memberi tugas; dan
d.
Masyarakat banyak sebagai pertanggungjawaban moral dan keilmuan.
2.
Susunan Kepanitiaan
Contoh 1
·
PANITIA PENGARAH/PENGENDALI
- Penanggung Jawab
- KetuaAnggota
·
PANITIA PENYELENGGARA
- Ketua
- Wakil Keltua I/II
- Sekretaris/Wakil Sekretaris
- Bendahara/Wakil Bendahara
·
SEKSI-SEKSI
- Akomodasi/Transportasi
- Konsumsi/Keamanan/Kesehatan
- Acara/Protokoler/Persidangan
- Perlengkapan dan Materi
- Dokumentasi dan Publikasi
- Pendanaan dan Sponsorship
- Pembantu Umum
Contoh 2
·
KETUA PANITIA (PROJECT OFFICER=PO)
Sebagai penanggung jawab secara
keseluruhan atas terselenggaranya seminar.
·
KETUA KOMITE PENGARAH (STEERING COMMITEE=SC)
Bertanggung jawab khusus mengenai
keynote speaker, pemakalah, pembanding, moderator, notulis, peserta, susunan
acara, perumusan, dan penggandaan hasil seminar.
·
SEKRETARIS
·
BENDAHARA
·
SEKSI-SEKSI
Susunan kepanitiaan suatu seminar
sangat tergantung kepada banyak dan jenis kegiatan yang dilakukan, namun harus
tetap pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas.
3.
Event Organizer
Yuzal,
dkk (2013:61) mengemukakan bahwa “Event organizer adalah perusahaan jasa
yang bergerak dalam membantu kliennya menyelenggarakan atau mengorganisasi
suatu acara yang tidak ditangani sendiri oleh klien mereka”. Untuk kegiatan
seminar yang penyelenggaraannya diserahkan kepada sebuah perusahaan event
organizer, pemberi tugas tentu harus mengeluarkan sejumlah uang, di samping
untuk pembiayaan acara, juga termasuk keuntungan (management fee/organizer
fee) dari perusahan tersebut. Untuk itu diperlukan suatu perjanjian
tertulis antara para pihak, pemberi tugas, dan pelaksana pekerjaan (event
organizer), sehingga jelas batas hak dan tanggung jawab masing-masing.
2.10. Pelaksanaan Seminar
Dalam
menyelenggarakan seminar kelas, susunlah terlebih dahulu organisasi
peleksanaannya. Seorang yang lain ditugasi sebagai pembahas khusus dari makalah
yang disajikan. Seorang ditugasi sebagai moderator. Guru sebagai narasumber dan
satu atau dua orang bertugas sebagai notulis yang bertugas menyusun laporan.
Seminar bukan diadakan untuk menetapkan suatu keputusan terhadap masalah yang
dibicarakan. Seminar hanya membahas cara pemecahan masalah. Karena inti dari
sebuah seminar merupakan sebuah diskusi, laporan seminar pun merupakan laporan
hasil diskusi. Oleh karena itu, laporan seminar hendaknya berisi hal-hal yang
penting saja. Susunan acara seminar dapat dibuat seperti berikut:
1. Pembukaan oleh moderator.
1. Pembukaan oleh moderator.
2. Penyajian materi oleh penyaji.
3. Diskusi.
4. Penyimpulan.
5. Penutup.
Hal – hal penting lainnya dalam pelaksanaan seminar yang
dilaksanaan diantaranya sebagai berikut :
a.
Mengajukan
pertanyaan dalam diskusi
Diskusi merupakan suatu pembicaraan untuk memecahkan suatu masalah yang dilakukan secara bersama-sama, atas dasar pertimbangan intelektual. Asas yang mendasari kegiatan diskusi adalah asas berpikir dan bersama. Dengan berpegang pada dua asas tersebut, diharapkan agar rumusan simpulan yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan karena sudah dikaji berdasarkan pemikiran banyak orang. Dengan demikian, keterlibatan seluruh peserta secara aktif dalam kegiatan diskusi merupakan tuntutan utama. Untuk dapat bertindak menjadi peserta yang baik dalam sebuah diskusi, kita harus tahu betul masalah yang didiskusikannya. Peserta diskusi harus dapat pula menangkap uraian yang dikemukakan pembicara agar dapat menanggapinya dengan baik. Salah satu bentuk tanggapan terhadap pembicara dalam diskusi di antaranya mengajukan pertanyaan. Dalam hal itu, kita harus memperhatikan hal-hal berikut:
Diskusi merupakan suatu pembicaraan untuk memecahkan suatu masalah yang dilakukan secara bersama-sama, atas dasar pertimbangan intelektual. Asas yang mendasari kegiatan diskusi adalah asas berpikir dan bersama. Dengan berpegang pada dua asas tersebut, diharapkan agar rumusan simpulan yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan karena sudah dikaji berdasarkan pemikiran banyak orang. Dengan demikian, keterlibatan seluruh peserta secara aktif dalam kegiatan diskusi merupakan tuntutan utama. Untuk dapat bertindak menjadi peserta yang baik dalam sebuah diskusi, kita harus tahu betul masalah yang didiskusikannya. Peserta diskusi harus dapat pula menangkap uraian yang dikemukakan pembicara agar dapat menanggapinya dengan baik. Salah satu bentuk tanggapan terhadap pembicara dalam diskusi di antaranya mengajukan pertanyaan. Dalam hal itu, kita harus memperhatikan hal-hal berikut:
1. Pertanyaan diajukan dengan jelas dan
mengenai sasaran, jangan berbelit-belit;
2. Pertanyaan diajukan dengan sopan,
hindarkan agar pertanyaan tidak dikemukakan dalam bentuk perintah atau
permintaan; dan
3. Usahakan supaya pertanyaan tidak
ditafsirkan sebagai bantahan atau debat.
b.
Memberikan
kritikan dan dukungan dalam diskusi
Memberikan tanggapan terhadap suatu pendapat berarti memberikan persetujuan atau ketidaksetujuan kita terhadap pendapat itu. Dalam menyatakan persetujuan atau pendapat pembicara, kita harus memperkuatnya dengan menambahkan bukti atau keterangan. Dalam menyampaikan persetujuan, usaha agar komentar yang diberikan tidak berlebihan, berikan pula alasan yang masuk akal kemudian kemukakan pendapat sendiri dengan alasan yang meyakinkan.
Dalam memberikan kritikan dan sanggahan, tentunya terdapat tata krama yang harus ditaati agar diskusi itu berjalan dengan baik.
Memberikan tanggapan terhadap suatu pendapat berarti memberikan persetujuan atau ketidaksetujuan kita terhadap pendapat itu. Dalam menyatakan persetujuan atau pendapat pembicara, kita harus memperkuatnya dengan menambahkan bukti atau keterangan. Dalam menyampaikan persetujuan, usaha agar komentar yang diberikan tidak berlebihan, berikan pula alasan yang masuk akal kemudian kemukakan pendapat sendiri dengan alasan yang meyakinkan.
Dalam memberikan kritikan dan sanggahan, tentunya terdapat tata krama yang harus ditaati agar diskusi itu berjalan dengan baik.
c.
Menyampaikan
gagasan dalam diskusi
Diskusi
adalah pertukaran pikiran, gagasan, atau pendapat antara dua orang atau
lebih secara lisan untuk mencari kesatuan pikiran. Gagasan adalah pemikiran
mengenai sesuatu sebagai pokok atau tumpuan untuk pemikiran selanjutnya.
Menyampaikan gagasan berarti menyampaikan pemikiran atau ide kepada orang lain.
Gagasan dapat diperoleh dari hasil pengamatan lapangan, penelitian, dan hasil
kajian. Gagasan yang disampaikan seorang dapat memancing tanggapan dan
pertanyaan.
Diskusi merupakan suatu pembicaraan untuk memecahkan suatu masalah yang dilakukan secara bersama-sama, atas dasar pertimbangan intelektual. Asas yang mendasari kegiatan diskusi adalah asas berpikir dan bersama. Dengan berpegang pada dua asas tersebut, diharapkan agar rumusan simpulan yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan karena sudah dikaji berdasarkan pemikiran banyak orang. Dengan demikian, keterlibatan seluruh peserta secara aktif dalam kegiatan diskusi merupakan tuntutan utama. Sebaiknya sebelum mengadakan diskusi, kita harus menetapakan gagasan atau topik diskusi. Gagasan merupakan pedoman yang menjadi fokus pembicaraan dalam dikusi.
Diskusi merupakan suatu pembicaraan untuk memecahkan suatu masalah yang dilakukan secara bersama-sama, atas dasar pertimbangan intelektual. Asas yang mendasari kegiatan diskusi adalah asas berpikir dan bersama. Dengan berpegang pada dua asas tersebut, diharapkan agar rumusan simpulan yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan karena sudah dikaji berdasarkan pemikiran banyak orang. Dengan demikian, keterlibatan seluruh peserta secara aktif dalam kegiatan diskusi merupakan tuntutan utama. Sebaiknya sebelum mengadakan diskusi, kita harus menetapakan gagasan atau topik diskusi. Gagasan merupakan pedoman yang menjadi fokus pembicaraan dalam dikusi.
Untuk mengemukakan gagasan secara jelas maka kita perlu
memiliki efektivitas berfikir, kita harus mempergunakan inti atau fokus kalimat
yang sama. Jika kita ingin menggabungkan dua atau lebih kalimat atau klausa
menjadi satu kalimat majemuk setara atau satu kalimat majemuk bertingkat maka
kita harus memperhatikan fokus dalam penggabungkan tersebut, lebih-lebih pada
kalimat majemuk bertingkat. Fokus dalam kalimat majemuk bertingkat harus
terdapat dalam induk kalimat. Jadi, penulis harus memperhatikan mana dari dua
kalimat yang hendak digabungkan itu menjadi fokus.
Adapun tata krama dalam seminar ataupun diskusi panel
diantaranya adalah,
1. Tata krama penyaji atau pemrasaran yaitu:
1. Tata krama penyaji atau pemrasaran yaitu:
·
Menyiapkan
makalah yang sesuai dengan topik dan landasan pemikiran yang akurat;
·
Menyampaikan
makalah secara berurutan, singkat, dan jelas;
·
Menerima
kritik dan saran dari berbagai pihak;
·
Menjawab
pertanyaan dengan objektif.
2.
Tata krama peserta yaitu
·
Mempelajari
makalah;
·
Bersikap
sopan;
·
Menjaga
kelancaran rapat/ diskusi;
·
Tidak
berbicara pada waktu seminar/ diskusi;
·
Apabila
materi yang disampaikan belum selesai hendaknya jangan ada yang bertanya, bila
ingin bertanya ada waktunya yaitu sesi pertanyaan;
·
Apabila
peserta ingin bertanya sebaiknya peserta sebelum berbicara mengangkat tangan
atau mengacungkan jari. Bila pemandu sudah mempersilahkan barulah berbicara;
·
Menyampaikan
pertanyaan dengan singkat dan jelas.
d.
Persiapan
seminar
beberapa
hal yang harus menjadi perhatian untuk suksesnya sebuah seminar yang akan
dijelaskan di bawah ini.
1.
Pengembangan tujuan dan tema seminar
Semua
buah pemikiran berupa tujuan dan tema seminar dari si penggagas seminar perlu
dirumuskan dan diuraikan secara jelas, karena tema merupakan tujuan pokok
seminar yang kelak akan dijabarkan menjadi tujuan yang harus dicapai, sementara
tema akan menentukan iklim dan suasana seminar.Tujuan seminar merupakan rumusan
yang jelas tentang manfaat yang ingin dicapai oleh penyelenggara maupun peserta
seminar. Sedangkan tema atau pokok seminar adalah ide atau gagasan yang hendak
disampaikan oleh penggagas atau penulis makalah, sebagai maksud atau tujuan
penulisan atau penyampaian makalah yang dirumuskan dalam sebuah kalimat yang
tidak terlalu panjang.
2.
Pokok bahasan atau topik seminar
Pokok
bahasan atau topik seminar merupakan inti utama dari seluruh isi sebuah makalah
yang hendak disampaikan oleh pembicara atau pemakalah dalam sebuah seminar.
Pembahasan dalam sebuah seminar tergantung makalah-makalah atau kertas kerja
yang telah disiapkan sebelumnya oleh para pemakalah, sesuai dengan pokok-pokok
pembahasan yang diminga oleh Panitia penyelenggara yang selanjutnya nanti akan
didiskusikan dalam seminar.
3.
Penggambaran umum profil peserta seminar
Dari
tujuan maupun tema seminar, sudah diperoleh kira-kira siapa yang akan menjadi
peserta seminar, dan gambaran yang tepat mengenai profil calon peserta harus
diperoleh agar tidak terjadi pengaruh negatif terhadap hasil seminar.
4.
Pengembangan Format dan Desain Seminar
Pengembangan
format dan desain seminar terkait dengan materi yang akan disampaikan, informasi
apakah yang akan dibawakan dalam seminar, sehingga dapat memenuhi harapan
penyelenggara maupun peserta.
5. Pengembangan Strategi
Penyelenggaraan dan Logistik Seminar
Penyelenggara
seminar akan berhasil bila perencanaan dibuat sematang mungkin, perencanaan
acara maupun perencanaan logistik sebagai dukungan kegiatan.
e.
Penyelenggaraan
seminar
Panitia penyelenggara
seminar harus menyusun dan menyiapkan rencana kerja kepanitiaan sebaik dan
secermat mungkin, sejak dari persiapan, pelaksanaan, sampai dengan pembubaran panitia.
Dalam penyusunan rencana kerja ini, ada
beberapa cara yang ditempuh oleh panitia penyelenggara seminar.
Cara yang
pertama adalah Ketua Panitia menetapkan secara garis besar
rencana yang akan dilakukan dan perkiraan anggaran yang tersedia, dan selanjutnya setiap seksi atau unit kerja
dipersilahkan membuat rencana kerja dan anggaran yang lebih rinci, untuk kemudian dikomplikasikan menjadi rencana
kerja kepanitiaan.
Sedangkan cara kedua, setiap
seksi atau unit-unit kerja yang telah
dibentuk, membuat rencana kerja dan anggran sesuai kebutuhan mereka dan
kemudian digabung menjadi rencana kerja panitia secara keseluruhan.
Rencana kerja meliputi RENCANA KEGIATAN
dan ANGGARAN.
1.
Rencana Kegiatan dan Check List
a)
Rencana Kegiatan
Setiap jenis kegiatan dalam rencana
kerja, harus disertai dengan job description pelaksana yang jelas dan terinci, termasuk waktu
pelaksanaan, dan biaya
yang dianggarakan, person in charge yang bertanggung jawab untuk setiap jenis kegiatan.
b) Check List
Untuk memudahkan pengecekan, Ketua
Panitia harus membuat check list, sehingga dapat diketahui progress
setiap kegiatan yang dilakukan oleh seksi-seksi
atau unit-unit kerja terkait. Dengan adanya check list, bisa
dilakukan antisipasi untuk setiap kegiatan yang tidak atau belum sesuai rencana.
Dalam check list tercantum setiap
jenis kegiatan dan penanggung jawab kegiatan dimaksud, status/progress pada
saat check list dibuat, dan juga dicantumkan terget yang hendak dicapai.
c)
Anggaran
Anggaran adalah rencana semua biaya yang
akan dikeluarkan dalam rangka penyelenggaraan sebuah kegiatan seminar, sejak
dari persiapan sampai dengan selseai dan diterimanya laporan akhir oleh Pemberi
Tugas.
Untuk penyusunan anggran, ada dua
pendekatan, yang pertama adalah besarnya dana yang akan dikeluarkan oleh
Pemberi Tugas berdasarkan kepada anggaran yang disusun dan diusulkan oleh panitia, sedangkan pendekatan yang
lain, yaitu besarnya dana yang tersedia telah diteteapkan terlebih dahulu oleh
Pemberi Tugas, sehingga panitia tinggal menyesuaikan anggaran dan
programnya dengan jumlah dana tersebut.
2)
Pendanaan
Setiap kegiatan tentunya membutuhkan
dana untuk pembiayaannya, demikian pula
halnya dengan penyelenggaraan seminar, pasti membutuhkan dana, yang
besar kecilnya tergantung kepada kegiatan yang
dilakukan.
a) Pendanaan
dari Sumber Internal
Pembiayaan sebuah seminar dapat saja
sepenuhny dibiayai dari sumber interna, yakni berasal dari Pemberi Tugas,
Panitia yang dibentuk tinggal menyesuaikan anggarannya dengan dana yang
disiapkan oleh si Pemberi Tugas dan kemudian mempertanggungjawabkannya setelah
selesainya seminar kepada yang memberi tugas.
b)
Pendanaan dari Peserta Seminar
Dana
untuk pembiayaan seminar juga sepenuhnya dapat berasal dari para peserta yang
membayar untuk mengikuti seminar. Panitia harus memperhitungkan dengan sangat
hati-hati dan cermat dalam memperkirakan jumlah dan kemampuan calon peserta
seminar dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
Dengan
cara ini, Pemberi Tugas tidak perlu menyiapkan dana, namun penuh risiko, karena
tingkat kegagalannya cukup besar dan panitia harus siap
menanggung kerugian kalau jumlah peserta memenuhu target.
Kalau
peserta seminar harus membayar mengikuti seminar, maka harus di-manage dengan
baik, berapa biaya mengikuti seminar yang harus mereka bayar, tata cara
pembayaran, tempat pembayaran (via bank atau langsung di tempat seminar).
c)
Pendanaan dari Sponsor
Kegiatan
sponsorship ini menguntungkan
kedua belah pihak, penyelenggara seminar tidak perlu mengeluarkan dana,
sementara pihak sponsor dapat memnafaatkan event ini untuk
melakukan promosi perusahaan mereka.
Pencarian
calon sponsor dapat dilakukan sendiri oleh panitia seminar atau diserahkan
kepada event organizer yang memang bergerak dalam bidang tersebut.
Sponsorship
dapat
juga berupa keikutsertaan para sponsor dalam Buku Panduan Seminar,
Spanduk, Backdrop, Umbul-umbul, dan Banner, Sponsor
Konsumsi/Katering, Sponsor Olahraga (misalnya golf), Publikasi, Souvenir dan
benda-benda cendera mata lainnya. Para sponsor juga dapat memberikan sesuatu
langsung kepada para peserta seminar, misalnya buku, majalah,
surat kabar atau hasil produk sponsor, dan semuai ini harus
sepengetahuan dan pesetujuan panitia seminar.
d)
Pendanaan dari Berbagai Sumber
Sumber
dana untuk penyelengaraan seminar juga dapat dari berbagai sumber sebagaimana
disebutkan di atas. Banyak seminar yang didanai dari biaya internal dan
ditambah dari peserta yang membayar, atau dana internal dari berbagai sponsor,
atau dari peserta dan sponsor atau malah dari ketiga sumber tersebut.
3) Biaya-Biaya
Biaya-biaya yang diperlukandalam penyelenggaraan sebuah seminar, umumnya meliputi tiga pos pengeluaran, yaitu biaya operasional, biaya perlengkapan dan sewa, serta pembayaran honorarium.
a) Biaya Operasional
Biaya operasuonal dikeluarkab untuk keperluan berbagai kegiatan yang sifatnya operasional sejak dari waktu perencanaan, pelaksanaan samapi dengan pembubaran Panitia Seminar seperti biaya-biaya rapat panitia, biaya survei, perizinan, kontrak, biaya panitia/sekretariat (transportasi, akomodasi, konsumsi), dan sebagainya.
b) Biaya Perlengkapan dan Sewa-Sewa
Pembelian bahan, perlengkapan, dan sewa-sewa, merupakan yang dikeluarkan panitia untuk keperluan berikut.
a.
Kelengkapan Seminar
Yang meliputi anata
lain, seminar kit, papan nama, name tag, sertifikat, formulir- formulir
pendaftaran, publikasi dan dokumentasi.
b.
Pembelian Peralatan Pendukung Seminar
Misalnya pembelian alat
tulis kantor dan peralatan lain yang dibutuhkan sebagai dukungan penyelenggaran seminar.
c.
Biaya Konsumsi
Utamanya adalah untuk
kebutuhan konsumsi para peserta selama seminar berlangsung seperti minuman,
makanan ringan, makan siang atau makan malam.
d.
Sewa-sewa
Seperti pembayaran sewa
gedung atau ruang seminar, sewa kendaraan, sewa komputer, printer, scanner.
e.
Pembayaran Honorarium
Pembayaran honorarium
adalah untuk para pemakalah moderator, pembawa acara, notulis, pembuatan naskah
makalh pengganti uang transpor wartawan, dan petugas- petugas tertentu dan tentu saja honorarium atau
uang lelah anggota panitia.
Besarnya honorarium
telah ditetapkan sebelumnya, dan disesuaikan
dengan kriteria yang telah
disepakati bersama oleh panitia.
4) Untung Rugi
Pada prinsipnya, dalam penyelengaraan
sbuah seminar tidak dikenal istilah untung rugi
secara finansial, sebab tujuan yang akan
dicapai adalah keuntungan yang bersifat immateriil, yang tidak dapat dinilai dalam bentuk uang
atau materi.
Biasanya dna penyelengaraan seminar
sudah dianggarkan oleh Pemberi Tuigas dalam pos tersendiri, sehingga tidak ada
istilah “rugi” seperti sebuah kegiatan bisnis, dan kalaupun pengeluaran
melebihi dan budget (anggaran) yang telah ditetapkan itu
merupakan risiko bagi Pemberi Tugas untuk menutupnya.
2.11.
Ruang Lingkup Seminar
Dari
ruang lingkupnya seminar dapat dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu:
1. Seminar Lokal
Pengertian seminar lokal dikemukakan
oleh Yuzal, dkk (2013:34) berikut ini:
Seminar lokal merupakan seminar yang
dilaksanakan oleh suatu lembaga atau departemen yang pesertanya berasal dan
dalam lingkungan lembaga atau departemen itu sendiri atau juga dapat
mengikutsertakan peserta dari daerah yang masih berada di bawah lembaga atau
departemen yang bersangkutan.
Seminar ini mempunyai cakupan yang
kecil, baik jumlah peserta maupun materi yang diseminarkan, dan biasanya
dilaksanakan di kampus-kampus perguruan tinggi, dengan pemakalah atau
penceramah lokal serta peserta yang hanya terdiri dari para mahasiswa dari
perguruan itu sendiri.
2.
Seminar Nasional
Pengertian
seminar nasional dikemukakan oleh Yuzal, dkk (2013:34) berikut ini:
Seminar nasional cakupannya lebih
luas dibandingkan dengan seminar lokal, pesertanya berasal dari berbagai tempat
atau daerah, pembicaranya juga dari kalangan tertentu yang berskala nasional
dengan materi yang tentunya lebih berbobot dan tempat penyelenggaraannya
biasanya dilakukan di hotel-hotel besar atau di balai sidang.
3.
Seminar Internasional
Seminar ini dihadiri oleh peserta
yang berasal dari dalam maupun luar negeri, membahas isu-isu yang terkait
dengan masalah-masalah global, dengan pembicara tokoh-tokoh penting dari alam
negeri maupun manca negara (Yuzal, dkk, 2013:34).
Seminar bertaraf internasional yang
pesertanya berasal dari negara-negara di kawasan tertentu saja disebut seminar
regional. Penyelenggaraan seminar Internasional agak sedikit merepotkan
dibandingkan dengan seminar nasional, karena harus menyediakan
fasilitas-fasilitas seminar yang tidak diperlukan dalam semminar nasional,
seperti penerjemah dan petugas-petugas yang bisa berbahasa asing. Masih dalam
ruang lingkup seminar dikenal adanya seminar terbatas yaitu seminar yang
terbatas waktunya, terbatas pesertanya atau terbatas tema atau topik.
2.12.
Manfaat Seminar
Mengikuti seminar sangat bermanfaat bagi para peserta.
Berikut ini adalah manfaat diselenggarakannya seminar:
1.
Tempat
mencari ilmu
Setelah mengikuti seminar,
pengetahuan kita akan bertambah. Kita tak hanya mendapat pengetahuan dari pemakalah,
tapi juga dari pertanyaan atau tanggapan yang diberikan oleh audience.
2.
Tempat menambah teman
Seminar juga bisa menjadi ajang untuk menambah teman. Karena
biasanya saat seminar, secara tidak langsung kita akan mengenal dan berdiskusi
dengan peserta seminar yang lain.
3.
Menambah pengalaman
Dengan mengikuti seminar, kita juga
akan mendapat banyak pengalaman berharga. Seperti yang kita ketahui bersama,
pengalaman adalah guru terbaik.
4.
Meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan
berkomunikasi
Setiap individu diharapkan memiliki
kepercayaan diri dan kemampuan berkomunikasi yang baik. Jika kamu merasa tidak
memiliki dua kemampuan tersebut, cobalah untuk mengikuti seminar. Diskusikan
hal yang membuatmu bingung dengan peserta seminar lain yang ada di sampingmu.
Kamu juga bisa bertanya secara langsung kepada pembicara. Tanpa sadar, tingkat
kepercayaan diri dan kemampuan berkomunikasimu akan bertambah dengan
sendirinya.
2.13. Kesekertariatan Seminar
Sekretariat
dalam sebuah kepanitiaan seminar, maupun kesekretariatan yang merupakan suatu
kegiatan, merupakan fungsi yang paling dominan dalam organisasi
kepanitiaan seminar, ibarat motor atau mesin sebuah kendaraan yang merupakan tenaga penggerak jalannya
kendaraan tersebut.
Sekretariat panitia biasanya
langsung berada di bawah sekretaris panitia, yang telah mulai bekerja sejak
awal penetapan panitia, sampai dibubarkannya kepanitiannya tersebut.
1)
Ruang Sekretariat
Sekretariat
memerlukan ruang sekretariat, tempat para petugas bekerja dan tentunya ruangan ini harus dilengkapi
dengan peralatan-peralatan yang diperlukan, seperti antara lain meja, kursi,
mesin ketik, perangkat komputer, printer, scanner, mesin fotocopy,
telepon dan mesin faks, sambungan internet, alat-alat komunikasi lainnya,
alat tulis kantor (pensil, bolpoin, ordner, stapler,
kalkulator, spidol, kertas, buku notes,
dan sebagainya).
Dari ruang
sekretariatlah diatur semua persiapan seminar sampai dengan saat seminar
berlangsung, penyiapan bahan-bahan seminar dan pendistribusiannya, menerima
pendaftaran peserta, menerima telepon, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
sekitar seminar yang akan diadakan.
Ada baiknya
ruang sekretariat dilengkapi dengan papan tulis atau whiteboard untuk
keperluan mencatat jadwal acara panitia, catatan-catatan penting yang harus
diketahui semua anggota panitia, dan untuk keperluan diskusi panitia, ruang
sekretariat dapat pula dilengkapi dengan flip chart (lembaran kertas), yaitu lembaran-lembaran kertas kosong seukurang
kertas koran, yang bagian atasnya
dijepitkan pada papan penopang berbentuk kuda-kuda (easle).
Mungkin pada
tahap persiapan, ruang sekretariat bisa berlokasi di tempat
lain, namun pada saat seminar berlangsung sebaiknya ruang sekretariat
berdekatan dengan ruang atau tempat seminar, sehingga memudahkan panitia untuk
menghubungi petugas sekretariat bila diperlukan.
2)
Perizinan dan Ikatan Kerja
Hal-hal yang
berhubungan dengan perizinan penyelenggaraan seminar maupun perikatan dengan
pihak lain, bisa dikoordinasikan oleh sekretaris panitia yang membawahi
sekretariat, di mana anggota sekretariat bisa menyiapkan bahan-bahan dan materi
yang diperlukan dalam pengurusan
perizinan maupun ikatan kerja.
a)
Perizinan
Kalau perizinan
merupakan persyaratan dalam penyelenggaraan suatu seminar, panitia harus segera
mengurus izin tersebut kepada pihak yang berwenang.
Permohonan izin
tersebut dilakukan setelah panitia menetapkan tanggal dan tempat diselenggarakannya seminar, dan dipastikan izin
tersebut telah diperoleh beberapa hari sebelum pelaksanaan seminar.
Kalau permohonan
izin penyelenggaraan seminar menjadi tanggung jawab pemilik gedung atau event
organizer, maka panitia wajib memantau prosesnya untuk memastikan keluarnya
izin dimaksud.
b)
Ikatan Kerja
Seperti telah
disinggung di atas, setiap kegiatan
seminar yang melibatkan pihak lain, panitia harus membuat kontrak atau surat
perjanjian, yang menjamin adanya kepastian hukum atas hak dan kewajiban para
pihak. Misalnya kalau penyelenggaraan seminar melibatkan pihak
sponsor, maka harus ada kontrak atau perjanjian antara panitia dengan para sponsor, kalau seminar tidak menggunakan
gedung atau ruangan milik sendiri, harus ada kontrak antara
panitia dengan pemilik gedung atau ruang seminar.
Begitu pula
kalau pasokan konsumsi berasal dari perusahaan katering, panitia harus membuat
perjanjian dengan pengusaha jasa katering, atau
pendokumentasi acara seminar oleh sebuah biro jasa, harus dibuatkan
pula perjaniannya. Jika penyelenggaraan seminar diserahkan kepada event
organizer, panitia harus membuat atau menandatangani surat perjanjian
dengan event organizer yang bersangkutan.
Ikatan kerja
harus dibuat di atas kertas bermaterai, dan untuk jumlah transaksi yang
relatif besar nilainya, ada baiknya dilakukan di
depan notaris.
3)
Bahan Seminar / Makalah
Sekretariat
bertanggung jawab menyiapkan bahan seminar berupa makalah sejak diterimanya
konsep (naskah makalah) tersebut dari Pemakalah, sampai dengan proses
penggandaan dan pendistribusiannya kepada para peserta seminar, bahan seminar
(makalah) tersebut dapat berbentuk Teks Lengkap atau berupa Handouts (kerangka
pikir).
Dalam sebuah
seminar sebaiknya diusahakan agar makalah Pemakalah Utama maupun makalah
Pembanding sudah disampaikan kepada peserta seminar beberapa hari sebelum
berlangsungnya seminar untuk dipelajari materinya oleh peserta, sehingga
jalannya seminar nantinya lebih efisien dan efektif.
Namun, banyak
Pemakalah yang tidak mau atau keberatan kalau makalah mereka dibagikan
sebelum mereka melakukan presentasi, karena akan mengganggu
jalannya presetasi tersebut, sebab para peserta lebih asyik membaca
makalah daripada mendengarkan uraian dari Pemakalah, atau Pamakalah hanya
memberikan handouts saja kepada para peserta,
guna membantu memahami kerangka pikir Pemakalah.
Kemungkinan-kemungkinan tersebut harus diantisipasi oleh sekretariat untuk
menyiapkan bahan seminar dimaksud.
4)
Undangan
Sekretariat
harus menyiapkan undangan seminar, dan memperhitungkan waktu penyampaiannya
kepada calon peserta seminar, jangan terlalu lama, dan jangan pula terlalu
dekat dengan waktu pelaksanaan seminar (Hari H).
Materi undangan
berisi informasi tentang waktu dan tempat pelaksanaan seminar serta pokok-pokok
acara, dan untuk tempat seminar yang belum familiar dengan publik, ada baiknya dibuatkan denah lokasi yang jelas.
Kalau calon
peserta harus membayar untuk mengikuti seminar tersebut, dalam undangan harus
dijelaskan jumlah yang harus dibayar
dan tata cara pembayarannya.
Dalam undangan
seminar, juga disertakan secarik kertas kecil untuk diisi oleh calon
peserta guna memastikan kehadiran mereka.
5)
Buku Panduan
Pada
seminar-seminar yang berskala nasional maupun internasional, biasanya panitia
menerbitkan Buku Panduan Seminar yang memuat informasi-informasi yang dibutuhkan
oleh peserta seminar. Buku Panduan
tersebut juga memuat berbagai informasi lain yang
berguna bagi peserta seminar, seperti jadwal penerbangan, kereta api,
info tentang hotel, tempat- tempat wisata dan belanja, rumah sakit.
Bahkan pada
seminar-seminar yang berskala
internasional, Buku Panduan dibuat lebih dari satu bahasa yang juga
memuat profil negara dan kota penyelenggara seminar, panduan berbelanja bagi orang asing, contoh-contoh ucapan atau
percakapan sehari-hari (misalnya Terima Kasih, Selamat Pagi, dan sebagainya).
Pada Buku
Panduan Seminar ini biasanya disediakan halaman-halaman khusus untuk ucapan
terima kasih panitia kepada pihak-pihak yang membantu terselenggaranya seminar,
termasuk ucapan terima kasih kepada para sponsor.
Karena buku
panduan ini akan beredar ke banyak
orang maka para sponsor berlomba- lomba menjadikan buku ini sebagai media publikasi mereka untuk mengiklankan produk
atau perusahaannya.
Mengingat buku
ini akan menjadi ladang bisnis dan dapat menjadi sumber dana bagi pembiayaan
seminar, maka sebaiknya panitia mengemas Buku Panduan ini sedemikan rupa,
sehingga mempunyai daya tarik untuk para pemasang iklan.
Semakin banyak peserta seminar, tentu semakin luas pula jangkauan
promosinya, dan peluang ini harus
dimanfaatkan oleh panitia.
Penanganan
Buku Panduan ini harus mendapat perhatian khusus dari Panitia,
dalam hal ini sekretariat sebagai
dapurnya.
6)
Kelengkapan Seminar
Kelengkapan-kelengkapan
seminar sebagaimana tersebut di bawah ini harus dipersiapkan oleh Sekretariat
dengan baik, jangan sampai terjadi kekurangan pada saat diperlukan, juga
perlu diperhatikan mutu atau kualitas kelengkapan seminar tersebut.
a)
Seminar Kit
Merupakan
kelengkapan mutlak dalam penyelenggaraan sebuah seminar, biasanya berbentuk tas
tangan (hand bag) atau map yang telah diisi dengan bahan-bahan seminar
(makalah) dan dilengkapi pula dengan note book dan alat-alat tulis.
Makin bergensi sebuah seminar, maka seminar kit-nya jgua semakin bagus
mutu dan kualitasnya.Belakangan ini, banyak panitia seminar yang memberikan goody
bag kepada sebagai kantong penyimpanan seminarkit, yang ukurannya
disesuaikan dengan keperluan, didesain cantik dan menarik.
b)
Papan Nama
Papan nama ini
diletakkan di atas meja Pemakalah, Moderator, Pembanding, Pengamat, dan
Notulis, juga pada meja Penerima Tamu
dan meja panitia, kalau diperlukan di meja peserta juga disediakan
papan nama.
Tulisan pada
papan nama tersebut harus dapat terbaca dengan jelas, untuk itu disarankan
menggunakan tulisan yang kontras dengan warna latar belakangnya.
c)
Name Tag
Name
Tag disediakan
sebagai identitas untuk para peserta dan dipakai selama seminar berlangsung,
selain nama peserta juga biasanya dicantumkan foto peserta, nama perusahaan
atau instansi yang bersangkutan.
Selain untuk
memudahkan komunikasi antarsesama peserta (bisa menyapa langsung
karena sudah melihat nama di name tag), panitia dengan cepat dapat
mencari atau mengenali peserta kalau sewaktu-waktu diperlukan. Name tag juga disediakan untuk anggota
panitia, dengan warna yang tentu
berbeda dengan peserta seminar.
Ada dua jenis name
tag, pertama yang dijepit atau menggunakan peniti, dan jenis yang kedua
adalah yang digantung, sekretariat harus memilih name tag yang berkualitas
bagus, dan tidak gampang copot atau jatuh selama dipakai peserta, dan tulisan
nama serta perusahaan/instransi peserta harus tertulis rapi dan dapat dibaca
dengan baik.
Untuk
kepraktisan, misalnya di antara peserta sudah saling kenal, maka ada panitia
yang memberikan name tag tanpa mencantumkan nama, cukup mencantumkan
“PESERTA” atau “PANITIA” saja.
d)
Sertifikat
Panitia Seminar
menyediakan sertifikat kepada para Peserta Seminar atas keikutsertaan mereka,
dan sertifikat juga diberikan kepada Keynote Speaker, para Pemakalah,
Pembanding, Moderator, dan Pengamat.
Selain sebagai
tanda keikutsertaan dalam sebuah seminar, sertifikat juga
merupakan tanda kenang-kenangan bagi peserta, untuk itu perlu didesain
sebaik mungkin dengan mutu kertas dan cetakan yang prima, karena biasanya akan
disimpan lama atau dibingkai oleh peserta
dan dipajang pada temapt yang pantas.
Pada sertifikat
tercantum nama dan gelar peserta seminar serta instansi atau perusahaannya,
jadi diperlukan ketelitian dan kecepatan
secretariat dalam penyiapan sertifikat dan penulisan nama, sebab sertifikat
akan disampaikan pada saat seminar akan berakhir.
Kata-kata dalam
sertifikat bisa dibuat dalam bahasa Indonesia, tapi banyak pula panitia
seminar yang menggunakan bahasa asing untuk kata-kata dalam sertifikat yang
mereka keluarkan terutama seminar yang berskala internasional atau
yang banyak diikuti oleh orang asing sebagai
peserta.
7)
Hasil Seminar
Hasil seminar
berupa konsep Rumusan Seminar yang telah dibuat oleh Tim Perumus dan dibacakan
pada saat sebelum penutupan seminar, harus segera dirapikan oleh sekretariat,
digandakan dan bersamaan dengan sertifikat, akan dibagikan kepada peserta.
Sekretariat juga
wajib mengirimkan hasil rumusan seminar tersebut ke alamat peserta
yang kebetulan sudah meninggalkan ruang seminar sebelum ditutup secara resmi.
Secara resmi,
Hasil Rumusan Seminar beserta Rekomendasi Tindak Lanjutnya akan dikirim
ke lembaga-lembaga dan instansi terkait sebagai pertanggungjawaban ilmiah atau
keilmuan dari lembaga penyelenggara seminar.
2.14.
Ciri
– Ciri Seminar
Di bawah ini adalah ciri-ciri dari
sebuah seminar:
1. Dimulai
dari makalah
Sebelum sesi diskusi di mulai, biasanya pemakalah akan
menyajikan makalah terlebih dahulu. Isi dari makalah tersebut biasanya berkisar
sekitar 4 sampai 10 halaman kertas kuarto.
2. Isi
makalah harus diangkat dari isu ilmiah
Isu ilmiah merupakan bahan yang menarik untuk di diskusikan.
Karena itulah, isi makalah harus diangkat dari isu ilmiah yang memang terjadi
di kehidupan nyata (aktual).
3.
Penyanggah utama mendapat prioritas untuk merespon
Setelah pemakalah menyampaikan isi makalahnya, biasanya
penyanggah utama akan diberi kesempatan untuk merespon isi makalah tersebut.
Barulah setelah itu, audience dipersilahkan untuk merespon.
Penyanggah utama ini bukanlah orang biasa. Mereka merupakan
orang ahli yang memang berkecimpung di bidang yang dipilih sebagai topik dalam
seminar itu.
4.
Kebanyakan seminar dilakukan dalam bentuk forum
Seminar selalu melibatkan sejumlah audience agar ada yang
memberikan respon terhadap isi makalah yang disampaikan oleh pemakalah. Inilah
sebabnya seminar cenderung dilaksanakan dalam bentuk forum.
2.15.
Kekurangan dan kelebihan seminar
Seminar memiliki
beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu sebagai berikut:
1.
Kekurangan
seminar
Kekurangan dari seminar yaitu:
a.
Membutuhkan banyak waktu
b.
Membutuhkan pimpinan yang terampil
c.
Sulit dipakai bila kelompok terlalu besar
d. Mengharuskan setiap anggota kelompok untuk
mempelajari terlebih dahulu
e.
Mungkin perlu dilanjutkan pada pada diskusi yang lain
2.
Kelebihan seminar
Kelebihan dari seminar yaitu:
a.
Membangkitkan pemikiran logis
b.
Mendorong analisis menyeluruh
c.
Prosedurnya dapat diterapkan untuk berbagai jenis problema
d.
Membangkitkan tingkat konsentrasi yang tinggi pada diri peserta
e.
Meningkatkan ketrampilan dalam mengenal problema
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Seminar
adalah suatu pertemuan ilmiah untuk menyelidiki dan membahas suatu masalah yang
menyangkut kepentingan bersama dan mendesak dengan berpijak pada
prasaran dari sudut pandang tertentu di bawah pimpinan mahaguru atau
orang ahli sehingga terumuskan pemecahan yang akurat. Ruang lingkup
seminar ada tiga yaitu seminar lokal, seminar
nasional dan seminar internasional.
Para
Pelaku Seminar antara lain Pembawa Acara, Keynote Speaker, Moderator,
Notulis, Pengamat, Pemakalah, Pembanding atau Penyanggah, Peserta, Tim Perumus.
Kemudian Persiapan Seminar antara lain sebagai berikut:
1)
Pengembangan tujuan dan tema seminar
2)
Pokok bahasan atau topik seminar
3)
Penggambaran umum profil peserta seminar
4)
Pengembangan format dan desain seminar
5)
Pengembangan strategi penyelenggaraan dan logistik seminar
DAFTAR PUSTAKA
Kamdhi
J.S. 2003. Terampil Berargumen Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia
untuk SLTA kelas 3. Jakarta: Grasindo.
Tim
Pustaka Phoenix. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia(Edisi Baru). Jakarta:
PT Media Pustaka Phoenik.
Trianto
Agus. 2007. Pasti Bisa Pembahasan Tuntas Kompetensi Bahasa Indonesia
untuk SMP dan Mts kelas VIII Standar Isi 2006. Jakarta: Erlangga.
Yuzal,
Indra dkk. 2013. Panduan Praktis Seminar. Jakarta: Rajawali Pers
terima kasih kak blog nya sangat membantu sekali, semoga sukses selalu kak
BalasHapusSaya thasya nur oktavia dari ISB Atma Luhur