Rabu, 06 Maret 2019

Makalah seminar



MAKALAH
SEMINAR




Oleh : Novita Maharsari
2114R0942
Teknik Informatika
STMIK HIMSYA SEMARANG
2019

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Dalam organisasi , kita sering sekali menemukan masalah. Nah, salah satu cara untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan melakukan seminar. Seminar merupakan suatu pertemuan khusus yang memiliki tata cara tersendiri yang bertujuan untuk melakukan studi secara mendalam atas topik tertentu guna memecahkan suatu permasalahan.
 Pada seminar biasanya menampilkan satu atau beberapa pembicaraan dengan makalah atau kertas kerja yang sebelumnya telah di persiapkan.
Dalam seminar biasanya pembahasan berpangkal pada makalah atau kertas kerja yang sudah di siapkan dan disusun sebelumnya oleh para pembicara, dan tema pembahasan harus sesuai dengan permintaan panitia penyelanggara. Inti dari pembahasan yang telah di tentukan sebelumnya akan dibahas oleh pembicara seminar secara teoritis dan jika masalah yang dibahas terlalu luas, maka biasanya akan dibagi menjadi beberapa sub pokok pembahasan.
Pada seminar terdapat moderator yang bertugas memandu jalannya acara dan biasanya moderator akan mencatat berbagai inti pembicaran mengenai masalah yang dibahas. Seminar akan diawali dengan sebuah pembahasan mengenai pandangan umum permasalahan yang dibaca oleh moderator, sehingga nantinya tujuan dari seminar dapat terarah.
Pembahasan masalah pada seminar umumnya membutuhkan waktu yang lama karena bersifat ilmiah. Jadi para pembicara harus dapat mengendalikan waktu, oleh karena itu hindarilah menjelaskan hal-hal yang tidak terlalu penting. Lalu setelah pembicara menjelaskan permasalahan, maka biasanya akan di lanjutkan sesi untuk tanya jawab yang tentunya dipandu oleh moderator seminar. Setelah seluruh pertanyaan terjawab maka moderator akan menyimpulkan permasalahan yang dibahas dan menutup seminar dengan cara untuk memecahkan masalah yang dibahas.
Umumnya seminar diadakan bukan untuk menetapkan keputusan terhadap masalah yang dibicarakan. Tapi seminar diadakan untuk membahas masalah secara menyeluruh dan untuk memecahkan masalah tersebut. Mengadakan seminar akan lebih baik jika:
  • Adanya waktu yang cukup untuk melakukan membahasan masalah.
  • Masalah sudah di rumuskan sebelumnya.
  • Permasalahan dipecahkan secara sistematis dan juga menyeluruh.
  • Ketua atau pemimpin seminar sudah memahami metode yang digunakan untuk memecahkan masalah yang dibahas.
  • Anggota atau peserta seminar dapat diajak berfikir logis mengani cara pemecahan masalah.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada maka rumusan masalah dari penulisan ini adalah :
1.      Apakah pengertian Seminar?
2.      Apa fungsi dari seminar?
3.      Siapa saja pihak – pihak yang berperan dalam seminar?
4.      Bagaimanakah susunan acara pada seminar?
5.      Apa pengertian Diskusi?
6.      Apa tujuan seminar?
7.      Apa saja konsep konsep pada seminar?
8.      Apa saja unsur-unsur seminar?
9.      Apa saja ciri-ciri Seminar?
10.  Bagaimana kepanitiaan seminar?
11.  Bagaimana pelaksanaan seminar?
12.  Apa saja ruang lingkup seminar?
13.  Apa manfaat seminar?
14.  Bagaimana kesekertariatan seminar?
15.  Apa kekurangan dan kelebihan seminar?

1.3.Tujuan
Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut :
1.      Memahami pengertian Seminar.
2.      Mengerti dan memahami tentang Fungsi seminar.
3.      Mengetahui Pihak - pihak yang berperan dalam seminar
4.      Mengetahui susunan acara pada seminar.
5.      Memahami pengertian Diskusi.
6.      Memahami tujuan seminar.
7.      Memahami  konsep konsep pada seminar.
8.      Memahami unsur-unsur seminar.
9.      Memahami Ciri-ciri Seminar.
10.  Memahami kepanitiaan seminar.
11.  Memahami pelaksanaan semina.
12.  Memahami ruang lingkup seminar
13.  Memahami manfaat seminar.
14.  Memahami kesekertariatan seminar.
15.  Memahami kekurangan dan kelebihan seminar.














BAB II
PEMBAHASAN

 2.1. Pengertian Seminar
Seminar pada umumnya merupakan sebuah bentuk pengajaran akademis, baik di sebuah universitas maupun diberikan oleh suatu organisasi komersial atau profesional. Kata seminar berasal dari kata Latin seminarum, yang berarti "tanah tempat menanam benih".
Sebuah seminar biasanya memiliki fokus pada suatu topik yang khusus, di mana mereka yang hadir dapat berpartisipasi secara aktif. Seminar seringkali dilaksanakan melalui sebuah dialog dengan seorang moderator seminar, atau melalui sebuah presentasi hasil penelitian dalam bentuk yang lebih formal. Biasanya, para peserta bukanlah seorang pemula dalam topik yang didiskusikan (di universitas, kelas-kelas seminar biasanya disediakan untuk mahasiswa yang telah mencapai tingkatan atas). Sistem seminar memiliki gagasan untuk lebih mendekatkan mahasiswa kepada topik yang dibicarakan. Di beberapa seminar dilakukan juga pertanyaan dan debat. Seminar memiliki sifat lebih informal dibandingkan sistem kuliah di kelas dalam sebuah pengajaran akademis.
Perlu dicatat bahwa di beberapa universitas Eropa, sebuah seminar dapat berarti kelas kuliah yang besar, khususnya ketika dibawakan oleh ahli yang termasyhur (tanpa memperhatikan jumlah hadirin atau jangkauan mahasiswa yang berpartisipasi dalam diskusi).
Seminar adalah sebuah pertemuan khusus yang memiliki teknis dan akademis yang tujuannya untuk melakukan studi menyeluruh tentang suatu topik tertentu dengan pemecahan suatu permasalahan yang memerlukan interaksi di antara para peserta seminar yang dibantu oleh seorang guru besar ataupun cendikiawan.
Seminar pada umumnya merupakan suatu bentuk instruksi akademis, baik di lembaga akademis atau ditawarkan oleh sebuah organisasi komersial atau profesional.
Seminar dapat juga diartikan suatu pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah dibawah pimpinan ketua sidang (guru besar atau seorang ahli). Pertemuan atau persidangan dalam seminar biasanya menampilkan satu atau beberapa pembicara dengan makalah atau kertas kerja masing-masing. Seminar biasanya diadakan untuk membahas suatu masalah secara ilmiah.
Pembahasan dalam seminar berpangkal pada makalah atau kertas kerja yang telah disusun sebelumnya oleh beberapa pembicara sesuai dengan pokok-pokok bahasan yang diminta oleh sesuatu panitia penyelenggara. Pokok bahasan yang telah ditentukan, akan dinahas oleh pembicara secara teoritis dan dibagi beberapa subpokok bila bahasan masalahnya terlalu luas.
Disini terdapat pula moderator yang bertugas memandu jalannya acara dan mencatat pokok-pokok pembicaraan. Pada awal seminar, dapat dibuka dengan dengan suatu pandangan umum oleh moderator sehingga tujuan seminar terarah. Peserta mendengarkan pokok pembicaraan yang disampaikan pembicara. Pe,bahasan dalam seminar membutuhkan waktu yang lebih lama karena sifatnya yang ilmiah. Apabila pembicara tidak dapat mengendalikan diri maka waktu banyak dipergunakan untuk pembahasan yang kurang penting. Setelah pembicara memaparkan permasalahan dapat dibuka sesi tanya jawab yang dipandu oleh moderator. Setelah semua pertanyaan dari peserta seminar dapat terjawab oleh pembicara maka moderator menyimpulkan permasalah tersebut dan menutup seminar dengan permasalahan yang berhasil dipecahkan.
Istilah seminar sangat populer di masyarakat, terutama Juga sebagaimana istilah diskusi, seminar sangat akrab di kalangan perguruan tinggi. Memang, agak sulit membedakan mana seminar dan mana pula diskusi. Kedua kegiatan ini juga membahas suatu masalah secara mendalam. Seminar bisa diartikan sebagai bentuk pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di bawah pimpinan ahli atau guru besar atau para pakar (Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1991:907). Jika berpegang pada pengertian seminar yang tercantum di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut, maka salah satu ciri khas seminar adalah bahwa adanya peran atau keterlibatan langsung para ahli, guru besar, atau pakar bidang tertentu, berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam seminar itu sendiri. Yang jelas, bahwa seminar merupakan forum atau pertemuan untuk membahas sesuatu secara mendalam, tuntas, dan dapat dijadikan sebagai acuan atau bahan pertimbangan atas keberadaan suatu masalah atau bisa dijadikan acuan dalam melakukan atau menyikapi sesuatu. Wajar jika seminar melibatkan para ahli agar segala yang muncul dan berkembang saat seminar dapat dipertanggungjawabkan dari segi kekuatan pemikirannya.

Seminar sebagai sebuah pertemuan ilmiah berarti juga hanyak melibatkan pengungkapan gagasan dan pemikiran yang dituangkan secara lisan dan juga tentu berdasarkan gagasan dari pemikiran yang telah ditulis oleh para penyaji makalah. Seminar tentu disertai dengan penyaji atau pembicara. Penyaji atau pembicara dalam seminar biasanya menyertakan gagasan, pemikiran, atau mungkin hasil penelitiannya yang ditulis dalam bentuk makalah.

Persiapan seminar tidak jauh berbeda dengan bagaimana menyiapkan sebuah diskusi. Dalam seminar juga terdapat penyaji makalah, moderator atau pemandu, sekretaris atau notulis, dan peserta. Segala hal yang berkaitan dengan diskusi kiranya dapat saja diterapkan dalam pelaksanaan seminar. Diskusi tidak jauh berbeda, agak sulit memberikan batas perbedaan di antara satu dengan yang lainnya. Seminar tampaknya lebih formal dan diskusi, mungkin bisa dianggap lebih besar. Amat jarang sebuah seminar yang pesertanya hanya sepuluh orang. Sebaliknya, dalam sebuah diskusi mungkin pesertanya bisa kurang dan sepuluh orang. Namun, diskusi tidak jarang juga dihadiri ratusan orang. Forum seminar terkadang juga disebut atau dinyatakan sebagai diskusi. Berapa jumlah yang ideal untuk peserta kedua forum ini memang sulit ditentukan, tidak ada jumlah minimal mutlak yang menjadi syarat layaknya sebuah diskusi atauseminar.


Menurut para ahli pengertian seminar banyak didefinisikan kedalam berbagai pengertian, namun intinya sama. Berikut rangkuman yang penulis coba sampaikan tentang apa itu seminar menurut para ahli.
1.         Kegiatan seminar pada dasarnya memiliki fungsi memperrsatukan kelompok atau grup-grup kecil yang melakukan kegiatan rutin dalam membahas topik-topik ilmiah
2.         Seminar dimanfaatkan juga dalam dunia bisnis, kegiatan seminar ditujukan untuk mendeskripsikan acara yang bersifat komersil. Dimana pemateri/narasumber didatangkan untuk memberikan informasi atau ilmu yang sangat dibutuhkan bagi peserta seminar
3.         Seminar adalah kegiatan atau instruksi ilmiah/ akademis yang biasanya dilaksanakan oleh lembaga pendidikan/ Lsm, organisasi tertentu baik dengan tujuan professional ataupun komersil
4.         Seminar adalah sebuah ruang lingkup pembahasan yang mempunyai struktur dan teknis tersendiri dalam membahas suatu permasalahan. Pembahasan seminar bersifat menyeluruh berdasarkan topik tertentu, sampai menghasilkan kesimpulan atau solusi terbak.
5.         Pengertian seminar menurut Webster's Dictionary of Unabridged
Seminar merupakan sekelompok mahasiswa yang dibimbing untuk melakukan suatu penelitian atau pembelajaran secara mendalam.
6.          Pengertian seminar menurut Oxford Advanced Dictionary
Seminar merupakan suatu bentuk pembelajaran di sekolah / universitas yang dilakukan dengan cara mengkaji permasalahan dan mendiskusikannya dengan seorang profesor / orang yang ahli di bidangnya.
7.       Pengertian seminar secara terminology
Secara terminology, seminar merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seorang ahli / peneliti untuk menyampaikan atau mempresentasikan suatu karya ilmiah kepada para peserta, yang berguna dalam hal membantu mengambil keputusan.
8.         Pengertian seminar menurut Rusland Ahmadi
Seminar merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai proses untuk memecahkan suatu masalah, atau proses menemukan solusi yang biasanya diangkat dari hasil sebuah penelitian / literature.




2.2. Fungsi Seminar
      Setelah kita mengetahui apa itu seminar terkait pengfertiannya berikut fungsi kenapa diadakan kegiatan seminar. fungsi seminar adalah untuk menyampaikan suatu pokok gagasan atau sesuatu hal baru kepada khalayak umum atau para peserta seminar.
Dilakukannya seminar diharapkan peserta dapat memperoleh ilmu dan pengetahuan baru yang nantinya dapat dikembangkan lagi untuk menyelesaikan masalah. Selain itu ebagai salah satu syarat untuk mendapatkan sertifikat yang ditujukan untuk mendapatkan suatu pengakuan atau kualifikasi dalam pekerjaan.

2.3. Pihak - pihak yang Berperan Dalam Seminar
1.     Penyaji
Pihak utama yang harus ada dalam sebuah seminar adalah penyaji ataupun pemateri. Penyaji merupakan peserta seminar yang bertugas menyajikan materi yang akan dibahas pada seminar. Dalam aktivitas penyajian materi, seorang penyaji dapat menggunakan berbagai macam alat fasilitas pendukung seperti alat peraga, komputer, proyektor, dan fasilitas pendukung lainnya.
  1. Moderator
Selain penyaji, pihak yang juga harus ada dalam seminar resmi adalah moderator. Sama seperti hal nya diskusi-diskusi lainnya, moderator memiliki tugas sebagai seorang pemimpin acara dan berhak mengendalikan setiap susunan atau pun peraturan dalam acara seminar tersebut.

  1. Pembawa Acara
Meskipun tidak harus ada, pembawa acara juga merupakan salah satu pihak yang berperan dalam aktivitas seminar. Pembawa acara biasanya memiliki fungsi membuka seminar, mengenalkan penyaji, pembahas, moderator, dan notulen, serta menutup acara seminar.
  1. Pembahas
Sama seperti halnya pembawa acara, pembahas pada dasarnya tidak harus ada dalam aktivitas seminar. Pembahas biasanya hanya dihadirkan dalam acara-acara seminar khusus seperti seminar tugas akhir ataupun seminar penelitian.
  1. Notulen
Pihak ke lima yang berperan dalam acara seminar adalah notulen. Notulen merupakan orang yang ditugaskan sebagai pencatat ataupun penulis hal-hal penting yang terjadi dalam aktivitas seminar. Hasil rangkuman yang dibuat oleh notulen biasanya akan digunakan oleh moderator dalam mebuat kesimpulan seminar.
  1. Audience
Meskipun memiliki peran yang sangat terbatas, Audience merupakan salah satu pihak yang harus ada dalam setiap acara seminar. Audience biasanya berperan sebagai orang yang mendengar dan memberikan tanggapan (berupa kritik, saran, atau pun komentar) terhadap apa yang disampaikan oleh penyaji. Dalam memberikan tanggapan, audience harus mengikuti peraturan dan juga panduan yang diberikan oleh moderator.


2.4. Susunan Acara Pada Seminar
       Jika akan menyelenggarakan seminar kelas, pertama-tama susunlah organisasi peleksanaannya. Seorang di berikan tugas untuk melakukan pembahasan secara khusus dari makalah atau kertas kerja yang sudah disiapkan. Seorang di beri tugas sebagai moderator, lalu yang lainnya diberikan tugas sebagai narasumber dan sebagai notulis yang nantinya bertugas untuk menyusun laporan. Adapun susunan acara pada seminar yang umumnya sering dibuat:
·       Laporan ketua.
·       Penyajian ketua.
·       Pembahasan oleh pembicara.
·       Diskusi atau tanya jawab.
·       Penyimpulan.
·       Penutupan.
Karena seminar salah satu bentuk diskusi, maka laporan seminarpun merupakan laporan seperti hasil diskusi. Jadi laporan seminar harus berisi mengenai hal-hal yang memang dianggap penting.

2.5. Pengertian Diskusi  
        Kata diskusi berasal dari bahas Latin discutio atau discusum yang berarti bertukar pikiran. Dalam bahasa Inggris digunakan kata discussion yang berarti perundingan atau pembicaraan. Dari segi istilah, diskusi berarti perundingan/bertukar pikiran tentang suatu masalah: untuk memahami, menemukan sebab terjadinya masalah, dan mencari jalan keluarnya. Diskusi ini dapat dilakukan oleh dua-tiga orang, puluhan, dan bahkan ratusan orang. Diskusi adalah sebuah proses tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur unsur pengalaman secara teratur dengan maksud untuk mendapatkan pengertian bersama yang lebih jelas, lebih teliti tentang sesuatu atau untuk mempersiapkan dan merampungkan kesimpulan/pernyataan/keputusan.
Di dalam diskusi selalu muncul perdebatan. Debat ialah adu argumentasi, adu paham dan kemampuan persuasi untuk memenangkan pemikiran/paham seseorang. Simposium ( symposium) agak mirip dengan seminar, symposium berasal dari bahasa latin, yang artinya “pertemuan”.
 Simposium merupakan pertemuan terbuka dengan beberapa pembicara yang menyampaikan ceramah pendek mengenai aspek yang berbeda tetapi saling berkaitan tentang suatu masalah. Simposium dipimpin oleh seorang ketua yang bertugas mengatur jalannya diskusi. Pendengar bertanya dan para ahli menjawab. Sebuah symposium misalnya untuk membahas masalah “ ancaman free sex terhadap generasi muda”, dihadirkan pembicara dari berbagai kalangan seperti agamawan, pendidik, pyshikolog, ahli kesehatan. Symposium merumuskan pandangan-pandangan dari pembicara atau peserta, namun tidak ada suatu kesimpulan akhir yang diambil.

2.6. Tujuan Seminar
        Adapun tujuan dari seminar antara lain adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan kemampuan kita dalam menganalisa suatu permasalahan.
2. Untuk menambah wawasan kita tentang permasalahan atau isu-isu ilmiah
3. Untuk melatih kita dalam mengemukakan pendapat yang masuk akal dan sistematis.
4. Untuk meningkatkan wawasan dan membuat kita terbiasa dengan tata cara yang ada pada suatu seminar.
5. Untuk meningkatkan kemampuan kita dalam berdialog atau berkomunikasi dengan orang lain.

2.7. Konsep dasar  Seminar
1.      Konferensi
Konferensi (conference) merupakan suatu pertemuan resmi para ahli atau pakar dari berbagai instansi dan lembaga dengan tujuan mencoba menyepakati hal-hal yang penting dan khusus, sehingga diperoleh hasil yang lebih baik atau memadai, karena diungkapkan dari pemikiran-pemikiran para ahli.
Umumnya suatu konferensi merupakan ajang pertemuan yang bersekala luas, baik tingkat nasional maupun internasional, melibatkan peserta dari berbagai negara dengan kualifikasi khusus.
Contoh konferensi seperti itu adalah “Konferensi Hak-Hak Asasi Manusia Sedunia” (International Human Rights Conference), atau “Konferensi Pemberantasan dan Pencegahan Flu Burung di Kawasan ASEAN”.
2.       Permasalahan
Kongres (congress) merupakan forum bertemunya wakil-wakil yang berwenang dari suatu kelompok atau organisasi yang mempunyai kekuasaan tertinggi dalam menentukan pedoman, kebijakan-kebijakan, program kegiatan dan adakalnya membentuk  kepengurusan dari kelompok atau organisasi. Sama dengan konferensi, kongres juga dapat berskala nasional maupun internasional.
Dalam lingkup internasional, misalnya ada Kongres Taman Nasional Sedunia (World National Parks Congress) atau Kongres Guru Sedunia (World  Teachers Congress),  peserta dari kongres-kongres tersebut adalah wakil-wakil dari Pengelola Taman Nasional tiap negara atau Organisasi Guru di suatu Negara.
Dalam lingkup lokal maupun nasional, banyak  diselenggarakan  kongres oleh berbagai kelompok atau organisasi, misalnya Kongres Nasional Ikatan Arsitek Indonesia, menyelenggarakan kongres di suatu tempat dan dihadiri oleh wakil-wakil ikatan arsitek dari  tiap provinsi atau Kongres Nasional Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (Congress of Indonesian Internist Association) yang dihadiri oleh Pengurus Pusat dan Cabang organisasi tersebut.
3.        Seminar
Banyak definisi yang dibuat oleh para pakar untuk seminar namun intinya adalah seminar (seminarium – bahasa latin – tanah tempat menanam benih) merupakan suatu pertemuan ilmiah yang membahas suatu masalah yang diikuti banyak  peserta  dan  mereka yang ahli di bidangnya yang pada akhirnya akan diperoleh suatu rumusan yang disepakati bersama.
Berikut ini disampaikan beberapa definisi lain mengenai seminar.
a)    Pemecahan Masalah
“Seminar merupakan suatu kegiatan pemecahan masalah pada tema tertentu yang telah ditetapkan yang melibatkan para pakar, biasanya dari perguruan tinggi sebagai pembawa makalah atau pembanding/penyanggah”.
b)   Pembahasan Studi Kasus atau Topik Tertentu
“Seminar adalah kegiatan yang diadakan dalam rangka membahas suatu studi lkasus atau suatau topik tertentu, yang biasanya diikuti banyak peserta, dipimpin oleh seorang yang ahli dalam bidang yang dipelajarinya, sehingga seminar tersebut berfungsi memberikan kesempatan diskusi kepada para persertanya dan menstimulasi partisipasi anggota kelompok menjadi aktif”.
c)    Pertemuan Mahasiswa Bidang Keilmuan Tetentu
Seminar merupakan pertemuan sejumlah mahasiswa perguruan  tinggi  bidang keilmuan tertentu di bawah pimpinan mahaguru yang bersangkutan”.
d)   Pertemuan Sekelompok Ahli
“Seminar adalah pertemuan sekelompok ahli atau pakar yang sedang mengkaji kebenaran hasil penelitian ilmiah di masyarakat di luar kalangan perguruan tinggi”.
e)    Pembahasan Hasil Penelitian Ilmiah
“Seminar merupakan pembahasan ilmiah (hasil penelitian) yang  dipimpin  oleh seorang atau beberapa ahli, dan dihadiri oleh beberapa penyanggah”.
f)    Pertemuan Para Spesialis
“Seminar adalah pertemuan para spesialis”.
Adakalanya sebuah seminar dilanjutkan dengan lokakarya yang akan membahas hasil seminar tersebut secara lebih mendalam dalam forum peserta yang lebih sedikit dan waktu  yang agak relatif longgar.
Keuntungan dari dua kegiatan yang dilakukan secara berurutan ini adalah hasil yang diperoleh lebih fokus, tidak perlu mengumpulkan kembali para pakar dalam waktu yang lain, dan isu yang dibicarakan masih hangat. Kegiatan penggabungan kedua kegiatan ini disebut  juga sebagai Semiloka, yaitu Seminar dan Lokakarya.
g)   Simposium
Simposium (symposium) agak mirip dengan seminar, simposium berasal dari bahasa Latin, yang artinya “pertemuan”.
Simposium merupakan suatu rangkaian ceramah yang diberikan oleh dua atau sampai lima orang, dengan topik yang berlainan, tetapi berhubungan erat satu sama lain yang bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada peserta untuk menganalisis beberapa aspek yang saling berhubungan dan yang dapat diperdebatankan, serta  membantu  peserta untuk dapat mengerti hubungan dari macam-macam bagian dari satu tajuk atau inti permasalahan.
Simposium dipimpin oleh seorang moderator dan mengkoordinasi  jalannya pembicaraan dari pembicara atau pembahas dan penyanggah serta pertanyaa-pertanyaan yang diajukan oleh perserta.
Dalam sebuh simposium, peserta dapat mengajukan pendapat atau pertanyaan setelah pembicara atau penyanggah selesai berbicara. Contoh misalnya untuk membahas masalah ancaman narkoba terhadap pemuda. Simposium merumuskan pandangan-pandangan dari para pembicara atau peserta namun tidak ada suatu kesimpulan akhir yang diambil.
4.        Lokakarya
Lokakarya atau workshop atau academic workshop adalah pertemuan dari orang-orang yang berpengalaman dan betanggung jawab dan ahli-ahli yang dapat membantu peserta guna membicarakan masalah atau pelajaran mereka yang dirasakan sukar untuk dipecahkan sendiri dan bersama-sama mencari solusinya.
Peserta lokakarya berasal dari kelompok yang homogen dalam jumlah yang relatif sangat terbatas, sehingga setiap peserta dapat berbicara secara aktif dan intens sehingga keterlibatan peserta dalam pembicaraan lebih dinamis.
Lokakarya mempunyai topik tertentu atau pokok pembicaraan misalnya Peran Mahasiswa dalam Dunia Politik.
Lokakarya dapat dilakukan dalam rangka menindaklanjuti hasil atau rumusan suatu seminar untuk tema atau topik yang sama.
5.        Panel (Diskusi Panel)
Panel, atau diskusi panel (panel discussion) atau pertukaran pikiran merupakan suatu pertemuan untuk mendengarkan percakapan antara 3-6 orang panelis yang mengemukakan topik-topik tertentu atau topik yang spesifik yang telah di tentukan terlebih dahulu dan dipimpin oleh seorang moderator untuk didiskusikan bersama sehingga diperoleh masukan tentang pendapat-pendapat yang berbeda dan peserta distimulasi untuk berdiskusi.
Perbedaan pendapat antara panelis merupakan hal yang biasa, karena dalam diskusi panel tidak akan diambil suatu kesepakatan atau keputusan. Perbedaan pendapat justru akan merupakan stimulus bagi hadirin dalam menambah wawasan berpikir mereka.
Peran hadirin biasanya tidak diberi kesempatan berbicara untuk mengemukakan pendapatnya selama panelis berdiskusi dan perannya hanya sebagai pendengar yang dapat merangsang cara berpikir mereka dengan mendapatkan berbagai perspektif pandangan yang disampaikan panelis.
Setelah selesainya diskusi para panelis, hadirin  dapat  membentuk  kelompok- kelompok kecil untuk melakukan diskusi lanjutan.
Jumlah peserta diskusi biasanya sangat dibatasi agar diskusi berjalan lebih efektif.
6.        Diskusi
Sedikit berbeda dengan Diskusi Panel, Diskusi (discussion) disini adalah pembicaraan mengenai hanya suatu topik dengan tujuan untuk merumusakan kepentingan bersama.
Diskusi biasanya diikuti 6-20 orang peserta, dipimpin oleh seorang pimpinan diskusi/moderator, guna memecahkan atau menyelidiki suatu masalah, dimana setiap peserta dapat saling tukar pendapat dan membina teamwork yang solid.
7.        Forum
Forum merupakan suatu diskusi terbimbing yang diikuti banyak misalnya 25 orang, dengan narasumber yang mendiskusikan berbagai masalah.
Para peserta dalam forum dapat saling bertanya atau menanyakan kepada narasumber yang ada, mengemukakan pikiran dan perasaannya, narasumber akan berbicara menurut kebutuhan dan kepentingan peserta. Dalam forum ini, peserta dapat berpatisipasi penuh dan memperoleh pengetahuan dari narasumber maupun peserta  lainnya  dan  peran  pimpinan forum sangat membantu kelancaran diskusi.
Tempat duduk antara peserta dengan narasumber dalam forum tidak terpisah, seorang pembicara atau peserta forum, kalau sudah selesai berbicara, akan kembali ke temapat duduknya semula.
Dalam forum tidak ada keputusan yang diambil,  pimpinan  forum  hanya menyampaikan ikhtisar pembicaraan dan himbauan kepada semua  pihak  yang  telah  mengikuti forum pada saat forum berakhir.

8.        Debat
Debat (debate) merupakan sebuah metode pertemuan diama pihak yang  pro  dan  kontra dapat menyampaikan pendapat mereka.
Debat bisa mempertajam, membangkitkan analisis dari kelompok, menimbulkan daya tarik dan dapat diikuti oleh sejumlah peserta. Dalam pelakasaannya, debat dapat diikuti dengan suatu tangkisan atau tidak sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan terlebih dahulu, anggota kelompok dapat juga bertanya kepada peserta debat atau pembicara.
Debat dengan skala nasional maupun internasional kadang kala disaksiakan oleh banyak orang melalui tayangan televisi atau didengarkan melalui siaran radio, seperti halnya debat para calon presiden, yang berdebat mengenai program-program ilmiah dari para calon kalau nanti meraka terpilih. Moderator mengatur jalannya debat agar tertib dan pembicaraan agar tidak keluar dari hal yang diperdebatkan.
9.        Sarasehan
Sarasehan merupakan bentuk pertemuan yang dihadiri oleh sekelompok undangan tertentu untuk membicarakan suatu masalah dengan cara yang informal dan dalam suasana yang rileks, bahkan tempat duduk peserta cukup dilantai saja atau yang dikenal dengan istilah lesehan.
Dalam pertemuan ini ada yang memimpin dan hadirin atau peserta dipersilahkan  dengan bebas dan terbuka, dan secara rileks dalam suasana yang informal dan ceria menyampaikan gagasan dan saran untuk pemecahan permasalahan tertentu yang  menjadi topik pembicaraan.
Banyak hal yang dapat diselesaikan dan dipecahkan dengan cara sarasehan ini, daripada pertemua-pertemuan yang bersifat lebih formal karena pesertanya tidak terikat dengan aturan-aturan baku.




2.8. Unsur – Unsur Seminar
1.      Unsur Manusia
     Unsur Manusia yang meliputi pemandu ataumoderator, penulis, penyaji makalah danpeserta.Pemandu atau moderator adalah orang yang aka mengatur jalannya seminar, sehinggasemua keputusan ada di tangan moderator.Ketika ada salah satu diantara peserta yang mau bertanya, maka harus mendapatkan izim dari moderator, tidak sewenang-wenangnya kemudian menjawab. Sebaliknya juga, penyaji ketika mau menyampaikan atau menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh salah satu peserta, maka harus mendapatkan izin terlebih dahulu dari moderator untuk menjawab
pertanyaannya. Penulis atau notulis adalah orang yang menghasilkan notulen dari hasil seminar. Notulis akan menyampaikan hasil dari seminar, segala
sesuatu yang sudah disepakati bersama. Notulis harus bisa dan mampu mencatat hasil seminar kemudian disampaikan atau dilaporkan kepada
para peserta seminar. Dalam seminar harus ada seorang penyaji yang
akan menyajikan atau menyampaikan secara detil terhadap para peserta tentang makalah atau tema yang diangkat pada seminar. Penyaji adalah seseorang yang bisa dikatakan mampumenyampaikan materi seminar, sehingga para peserta merasa puas terhadap acara seminar yang diadakan. Maka dari itu, harus mencari atau mendatangkan seorang penyaji yang
memang benar-benar mampu dan berpengetahuan yang luas.
Kegiatan seminar harus ada peserta seminar. Tidak cukup hanya mendatangkan penyaji dan dihadiri moderator, akan tetapi seminar harus dihadiri peserta. Sebab, penyaji akan menyajikan makalahnya dan disampaikan kepada peserta seminar. Peserta merupakan orang yang hadir dalam acara seminar selain dari penyaji dan moderator. Bisa juga dikatakan peserta adalah orang yang mendengarkan. Banyak dan sedikitnya peserta menyebabkan tidak sukses dan semaraknya acara, memang pada hakikatnya kesuksesan tidahlah bergantung kepada banyaknya peserta, tapi peserta sebagai penunjang terhadap jalannya acara.
2.      Unsur Materi
 Unsur materi yang meliputi masalah, tema  atau topik pembicaraan.
Sebelum dilaksanakan sebuah seminar, terlebih dahulu harus mencari atau mendapatkan masalah, sehingga bisa dijadikan bahan diskusi pada kegiatan seminar. Masalah itulah kemudian diusung dan dibahas pada seminar.
Tanpa mempunyai permasalahan, maka acara seminar tidak mungkin berjalan, karena tidak ada yang mau dibahas. Tema atau topik merupakan pokok kajian yang diusung pada kegiatan seminar. Tema didapat setelah menemukan permasalahan kemudian lebih difokuskan ke dalam bentuk tema. Tema sebagai roh permasalahan yang akan dibahas atau diurai secara mendalam. Makalah yang dibuat oleh penyaji setidaknya harus berkaitan
dengan tema tidak boleh mengangkat makalah yang tidak ada kaitannya dengan tema. Sebab, tema salah satu topik yang sudah disepakati untuk dijadikan bahan diskusi.
3.      Unsur Fasilitas
Unsur fasilitas yang meliputi ruangan, meja, kursi, alat-alat audiovisual, papan tulis, kertas dan sebagainya.
Unsur seminar tersebut bersifat relatif, artinya tergantung seminar apa yang dilaksanakan, namun secara umum dalam setiap kegiatan seminar, point point di atas selalu ada.

2.9. Kepanitiaan Seminar
       Ketika menyelenggarakan sebuah seminar, ada beberapa pilihan, yaitu membentuk panitia yang khusus untuk kegiatan tersebut atau menyerahkan kepada sebuah perusahaan jasa yang memang bergerak dalam pengorganisasian kegiatan tersebut yang dikenal dengan event organizer atau dalam rangka pembelajaran, membentuk panitia gabungan di antara keduanya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2012:636), panitia adalah sekumpulan orang yang bertugas mengurus sesuatu pekerjaan dan sebagainya. Seandainya penyelenggaraan seminar diserahkan kepada event organizer, maka harus jelas apa batas-batas kewenangan yang diberikan, kewajiban, serta hak masing-masing pihak, yang dituangkan dalam suatu kontrak atau perjanjian kerja sama sebelumnya.
Berikut ini akan diuraikan masalah-masalah yang terkait dengan kepanitiaan suatu seminar, apakah panitia yang dibentuk khusus oleh institusi, atau panitia yang berada dalam organisasi perusahaan event organizer, maupun panitia gabungan.
1.             Tugas dan Tanggung Jawab Panitia
a.              Tugas
Tugas panitia seminar dikemukakan Yuzal, dkk(2013:58) berikut ini.
Panitia seminar bertugas menyelenggarakan seminar sejak terbentuknya kepanitiaan, yakni merencanakan dan melaksanakan seminar sampai dengan dibubarkannya kepanitiaan tersebut. Tugas panitia baru dikatakan berakhir apabila sesusai seminar semua hal yang berkaitan, baik langsung maupun tidak langsung dapat diselesaikan dan dipertanggungjawabkan.
b.      Tanggung Jawab
Pada dasarnya panitia bertanggungjawab kepada beberapa pihak, yakni kepada.
a.   Peserta yang mengikuti seminar;
b.   Semua personel yang terlibat langsung dalam seminar seperti Pembawa Acara, Pemakalah, Moderator, Notulis, dan sebagainya;
c.   Pihak atau institusi yang memberi tugas; dan
d.  Masyarakat banyak sebagai pertanggungjawaban moral dan keilmuan.
2.    Susunan Kepanitiaan
Contoh 1
·      PANITIA PENGARAH/PENGENDALI
-          Penanggung Jawab
-          KetuaAnggota
·      PANITIA PENYELENGGARA
-          Ketua
-          Wakil Keltua I/II
-          Sekretaris/Wakil Sekretaris
-          Bendahara/Wakil Bendahara
·      SEKSI-SEKSI
-          Akomodasi/Transportasi
-          Konsumsi/Keamanan/Kesehatan
-          Acara/Protokoler/Persidangan
-          Perlengkapan dan Materi
-          Dokumentasi dan Publikasi
-          Pendanaan dan Sponsorship
-          Pembantu Umum
Contoh 2
·           KETUA PANITIA (PROJECT OFFICER=PO)
Sebagai penanggung jawab secara keseluruhan atas terselenggaranya seminar. 
·           KETUA KOMITE PENGARAH (STEERING COMMITEE=SC)
Bertanggung jawab khusus mengenai keynote speaker, pemakalah, pembanding, moderator, notulis, peserta, susunan acara, perumusan, dan penggandaan hasil seminar.
·           SEKRETARIS
·           BENDAHARA
·           SEKSI-SEKSI
Susunan kepanitiaan suatu seminar sangat tergantung kepada banyak dan jenis kegiatan yang dilakukan, namun harus tetap pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas.
3.   Event Organizer
Yuzal, dkk (2013:61) mengemukakan bahwa “Event organizer adalah perusahaan jasa yang bergerak dalam membantu kliennya menyelenggarakan atau mengorganisasi suatu acara yang tidak ditangani sendiri oleh klien mereka”. Untuk kegiatan seminar yang penyelenggaraannya diserahkan kepada sebuah perusahaan event organizer, pemberi tugas tentu harus mengeluarkan sejumlah uang, di samping untuk pembiayaan acara, juga termasuk keuntungan (management fee/organizer fee) dari perusahan tersebut. Untuk itu diperlukan suatu perjanjian tertulis antara para pihak, pemberi tugas, dan pelaksana pekerjaan (event organizer), sehingga jelas batas hak dan tanggung jawab masing-masing.

2.10. Pelaksanaan Seminar
          Dalam menyelenggarakan seminar kelas, susunlah terlebih dahulu organisasi peleksanaannya. Seorang yang lain ditugasi sebagai pembahas khusus dari makalah yang disajikan. Seorang ditugasi sebagai moderator. Guru sebagai narasumber dan satu atau dua orang bertugas sebagai notulis yang bertugas menyusun laporan. Seminar bukan diadakan untuk menetapkan suatu keputusan terhadap masalah yang dibicarakan. Seminar hanya membahas cara pemecahan masalah. Karena inti dari sebuah seminar merupakan sebuah diskusi, laporan seminar pun merupakan laporan hasil diskusi. Oleh karena itu, laporan seminar hendaknya berisi hal-hal yang penting saja. Susunan acara seminar dapat dibuat seperti berikut:
1. Pembukaan oleh moderator.
2.    Penyajian materi oleh penyaji.
3.    Diskusi.
4.    Penyimpulan.
5.    Penutup.

Hal – hal penting lainnya dalam pelaksanaan seminar yang dilaksanaan diantaranya sebagai berikut :
a.              Mengajukan pertanyaan dalam diskusi
Diskusi merupakan suatu pembicaraan untuk memecahkan suatu masalah yang dilakukan secara bersama-sama, atas dasar pertimbangan intelektual. Asas yang mendasari kegiatan diskusi adalah asas berpikir dan bersama. Dengan berpegang pada dua asas tersebut, diharapkan agar rumusan simpulan yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan karena sudah dikaji berdasarkan pemikiran banyak orang. Dengan demikian, keterlibatan seluruh peserta secara aktif dalam kegiatan diskusi merupakan tuntutan utama. Untuk dapat bertindak menjadi peserta yang baik dalam sebuah diskusi, kita harus tahu betul masalah yang didiskusikannya. Peserta diskusi harus dapat pula menangkap uraian yang dikemukakan pembicara agar dapat menanggapinya dengan baik. Salah satu bentuk tanggapan terhadap pembicara dalam diskusi di antaranya mengajukan pertanyaan.  Dalam hal itu, kita harus memperhatikan hal-hal berikut:
1.      Pertanyaan diajukan dengan jelas dan mengenai sasaran, jangan berbelit-belit;
2.      Pertanyaan diajukan dengan sopan, hindarkan agar pertanyaan tidak dikemukakan dalam bentuk perintah atau permintaan; dan
3.      Usahakan supaya pertanyaan tidak ditafsirkan sebagai bantahan atau debat.
b.        Memberikan kritikan dan dukungan dalam diskusi
       Memberikan tanggapan terhadap suatu pendapat berarti memberikan persetujuan atau ketidaksetujuan kita terhadap pendapat itu. Dalam menyatakan persetujuan atau pendapat pembicara, kita harus memperkuatnya dengan menambahkan bukti atau keterangan. Dalam menyampaikan persetujuan, usaha agar komentar yang diberikan tidak berlebihan, berikan pula alasan yang masuk akal kemudian kemukakan pendapat sendiri dengan alasan yang meyakinkan.
Dalam memberikan kritikan dan sanggahan, tentunya terdapat tata krama yang harus ditaati agar diskusi itu berjalan dengan baik.
c.         Menyampaikan gagasan dalam diskusi
Diskusi adalah pertukaran pikiran,  gagasan, atau pendapat antara dua orang atau lebih secara lisan untuk mencari kesatuan pikiran. Gagasan adalah pemikiran mengenai sesuatu sebagai pokok atau tumpuan untuk pemikiran selanjutnya. Menyampaikan gagasan berarti menyampaikan pemikiran atau ide kepada orang lain. Gagasan dapat diperoleh dari hasil pengamatan lapangan, penelitian, dan hasil kajian. Gagasan yang disampaikan seorang dapat memancing tanggapan dan pertanyaan.
Diskusi merupakan suatu pembicaraan untuk memecahkan suatu masalah yang dilakukan secara bersama-sama, atas dasar pertimbangan intelektual. Asas yang mendasari kegiatan diskusi adalah asas berpikir dan bersama. Dengan berpegang pada dua asas tersebut, diharapkan agar rumusan simpulan yang diperoleh dapat dipertanggungjawabkan karena sudah dikaji berdasarkan pemikiran banyak orang. Dengan demikian, keterlibatan seluruh peserta secara aktif dalam kegiatan diskusi merupakan tuntutan utama. Sebaiknya sebelum mengadakan diskusi, kita harus menetapakan gagasan atau topik diskusi. Gagasan merupakan pedoman yang menjadi fokus pembicaraan dalam dikusi.
Untuk mengemukakan gagasan secara jelas maka kita perlu memiliki efektivitas berfikir, kita harus mempergunakan inti atau fokus kalimat yang sama. Jika kita ingin menggabungkan dua atau lebih kalimat atau klausa menjadi satu kalimat majemuk setara atau satu kalimat majemuk bertingkat maka kita harus memperhatikan fokus dalam penggabungkan tersebut, lebih-lebih pada kalimat majemuk bertingkat. Fokus dalam kalimat majemuk bertingkat harus terdapat dalam induk kalimat. Jadi, penulis harus memperhatikan mana dari dua kalimat yang hendak digabungkan itu menjadi fokus.
Adapun tata krama dalam seminar ataupun diskusi panel diantaranya adalah,
1.    Tata krama penyaji atau pemrasaran yaitu:
·       Menyiapkan makalah yang sesuai dengan topik dan landasan   pemikiran yang akurat;
·   Menyampaikan makalah secara berurutan, singkat, dan jelas;
·   Menerima kritik dan saran dari berbagai pihak;
·   Menjawab pertanyaan dengan objektif.
2.         Tata krama peserta yaitu
·   Mempelajari makalah;
·   Bersikap sopan;
·   Menjaga kelancaran rapat/ diskusi;
·   Tidak berbicara pada waktu seminar/ diskusi;
·   Apabila materi yang disampaikan belum selesai hendaknya jangan ada yang bertanya, bila ingin bertanya ada waktunya yaitu sesi pertanyaan;
·   Apabila peserta ingin bertanya sebaiknya peserta sebelum berbicara mengangkat tangan atau mengacungkan jari. Bila pemandu sudah mempersilahkan barulah berbicara;
·   Menyampaikan pertanyaan dengan singkat dan jelas.
d.             Persiapan seminar
beberapa hal yang harus menjadi perhatian untuk suksesnya sebuah seminar yang akan dijelaskan di bawah ini.
1.     Pengembangan tujuan dan tema seminar
Semua buah pemikiran berupa tujuan dan tema seminar dari si penggagas seminar perlu dirumuskan dan diuraikan secara jelas, karena tema merupakan tujuan pokok seminar yang kelak akan dijabarkan menjadi tujuan yang harus dicapai, sementara tema akan menentukan iklim dan suasana seminar.Tujuan seminar merupakan rumusan yang jelas tentang manfaat yang ingin dicapai oleh penyelenggara maupun peserta seminar. Sedangkan tema atau pokok seminar adalah ide atau gagasan yang hendak disampaikan oleh penggagas atau penulis makalah, sebagai maksud atau tujuan penulisan atau penyampaian makalah yang dirumuskan dalam sebuah kalimat yang tidak terlalu panjang.  
2.     Pokok bahasan atau topik seminar
Pokok bahasan atau topik seminar merupakan inti utama dari seluruh isi sebuah makalah yang hendak disampaikan oleh pembicara atau pemakalah dalam sebuah seminar. Pembahasan dalam sebuah seminar tergantung makalah-makalah atau kertas kerja yang telah disiapkan sebelumnya oleh para pemakalah, sesuai dengan pokok-pokok pembahasan yang diminga oleh Panitia penyelenggara yang selanjutnya nanti akan didiskusikan dalam seminar. 
3.      Penggambaran umum profil peserta seminar
Dari tujuan maupun tema seminar, sudah diperoleh kira-kira siapa yang akan menjadi peserta seminar, dan gambaran yang tepat mengenai profil calon peserta harus diperoleh agar tidak terjadi pengaruh negatif terhadap hasil seminar.
4.      Pengembangan Format dan Desain Seminar
Pengembangan format dan desain seminar terkait dengan materi yang akan disampaikan, informasi apakah yang akan dibawakan dalam seminar, sehingga dapat memenuhi harapan penyelenggara maupun peserta.
5.     Pengembangan Strategi Penyelenggaraan dan Logistik Seminar
Penyelenggara seminar akan berhasil bila perencanaan dibuat sematang mungkin, perencanaan acara maupun perencanaan logistik sebagai dukungan kegiatan. 

e.              Penyelenggaraan seminar
Panitia penyelenggara seminar harus menyusun dan menyiapkan rencana kerja kepanitiaan sebaik dan secermat mungkin, sejak dari persiapan, pelaksanaan, sampai dengan pembubaran panitia.
Dalam penyusunan rencana kerja ini, ada beberapa cara yang ditempuh oleh panitia penyelenggara seminar.
Cara yang pertama adalah Ketua Panitia menetapkan secara garis besar rencana yang  akan dilakukan dan perkiraan anggaran yang tersedia, dan selanjutnya setiap seksi atau unit kerja dipersilahkan membuat rencana kerja dan anggaran yang lebih rinci, untuk kemudian dikomplikasikan menjadi rencana kerja kepanitiaan.
Sedangkan cara kedua, setiap seksi atau unit-unit kerja yang telah dibentuk, membuat rencana kerja dan anggran sesuai kebutuhan mereka dan kemudian  digabung  menjadi  rencana kerja panitia secara keseluruhan.
Rencana kerja meliputi RENCANA KEGIATAN dan ANGGARAN.
1.   Rencana Kegiatan dan Check List
a)   Rencana Kegiatan
Setiap jenis kegiatan dalam rencana kerja, harus disertai dengan job description pelaksana yang jelas dan terinci, termasuk waktu pelaksanaan,  dan  biaya  yang dianggarakan, person in charge yang bertanggung jawab untuk setiap jenis kegiatan.
b)   Check List
Untuk memudahkan pengecekan, Ketua Panitia harus membuat check list,  sehingga dapat diketahui progress setiap kegiatan yang dilakukan  oleh  seksi-seksi  atau  unit-unit kerja terkait. Dengan adanya check list, bisa dilakukan antisipasi untuk setiap kegiatan yang tidak atau belum sesuai rencana.
Dalam check list tercantum setiap jenis kegiatan dan penanggung jawab kegiatan dimaksud, status/progress pada saat check list dibuat, dan juga dicantumkan terget yang hendak dicapai.
c)    Anggaran
Anggaran adalah rencana semua biaya yang akan dikeluarkan dalam rangka penyelenggaraan sebuah kegiatan seminar, sejak dari persiapan sampai dengan selseai dan diterimanya laporan akhir oleh Pemberi Tugas.
Untuk penyusunan anggran, ada dua pendekatan, yang pertama adalah besarnya dana yang akan dikeluarkan oleh Pemberi Tugas berdasarkan kepada anggaran yang disusun dan diusulkan oleh panitia, sedangkan pendekatan yang lain, yaitu besarnya dana yang tersedia telah diteteapkan terlebih dahulu oleh Pemberi Tugas, sehingga panitia  tinggal  menyesuaikan anggaran dan programnya dengan jumlah dana tersebut.
2)   Pendanaan
Setiap kegiatan tentunya membutuhkan dana untuk pembiayaannya, demikian  pula halnya dengan penyelenggaraan seminar, pasti membutuhkan dana, yang besar kecilnya tergantung kepada kegiatan yang dilakukan.
a)    Pendanaan  dari Sumber Internal
Pembiayaan sebuah seminar dapat saja sepenuhny dibiayai dari sumber interna, yakni berasal dari Pemberi Tugas, Panitia yang dibentuk tinggal menyesuaikan  anggarannya dengan dana yang disiapkan oleh si Pemberi Tugas dan kemudian mempertanggungjawabkannya setelah selesainya seminar kepada yang memberi tugas.
b)   Pendanaan dari Peserta Seminar
Dana untuk pembiayaan seminar juga sepenuhnya dapat berasal dari para peserta yang membayar untuk mengikuti seminar. Panitia harus memperhitungkan dengan sangat hati-hati dan cermat dalam memperkirakan jumlah dan kemampuan calon peserta seminar dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi.
Dengan cara ini, Pemberi Tugas tidak perlu menyiapkan dana, namun penuh risiko, karena tingkat kegagalannya cukup besar dan panitia harus  siap  menanggung  kerugian  kalau jumlah peserta memenuhu target.
Kalau peserta seminar harus membayar mengikuti seminar, maka harus di-manage dengan baik, berapa biaya mengikuti seminar yang harus mereka bayar, tata cara  pembayaran, tempat pembayaran (via bank atau langsung di tempat seminar).
c)    Pendanaan dari Sponsor
Kegiatan sponsorship ini menguntungkan kedua belah pihak, penyelenggara seminar tidak perlu mengeluarkan dana, sementara pihak sponsor dapat memnafaatkan  event  ini untuk melakukan promosi perusahaan mereka.
Pencarian calon sponsor dapat dilakukan sendiri oleh panitia seminar atau diserahkan kepada event organizer yang memang bergerak dalam bidang tersebut.
Sponsorship dapat juga berupa keikutsertaan para sponsor dalam  Buku  Panduan Seminar, Spanduk, Backdrop, Umbul-umbul, dan Banner, Sponsor Konsumsi/Katering, Sponsor Olahraga (misalnya golf), Publikasi, Souvenir dan benda-benda cendera mata lainnya. Para sponsor juga dapat memberikan sesuatu langsung kepada  para  peserta  seminar, misalnya buku, majalah, surat kabar atau hasil produk sponsor, dan  semuai  ini harus sepengetahuan dan pesetujuan panitia seminar.
d)   Pendanaan dari Berbagai Sumber
Sumber dana untuk penyelengaraan seminar juga dapat dari berbagai sumber sebagaimana disebutkan di atas. Banyak seminar yang didanai dari biaya internal dan ditambah dari peserta yang membayar, atau dana internal dari berbagai sponsor, atau dari peserta dan sponsor atau malah dari ketiga sumber tersebut.

3)   Biaya-Biaya

Biaya-biaya yang diperlukandalam penyelenggaraan  sebuah  seminar,  umumnya meliputi tiga pos pengeluaran, yaitu biaya operasional, biaya perlengkapan dan sewa, serta pembayaran honorarium.

a)    Biaya Operasional

Biaya operasuonal dikeluarkab untuk keperluan berbagai kegiatan yang sifatnya operasional sejak dari waktu perencanaan, pelaksanaan samapi dengan pembubaran Panitia Seminar seperti biaya-biaya rapat panitia, biaya survei, perizinan, kontrak, biaya panitia/sekretariat (transportasi, akomodasi, konsumsi), dan sebagainya.

b)   Biaya Perlengkapan dan Sewa-Sewa

Pembelian bahan, perlengkapan, dan sewa-sewa, merupakan yang dikeluarkan panitia untuk keperluan berikut.

a.       Kelengkapan Seminar
Yang meliputi anata lain, seminar kit, papan nama, name tag, sertifikat, formulir- formulir pendaftaran, publikasi dan dokumentasi.
b.      Pembelian Peralatan Pendukung Seminar
Misalnya pembelian alat tulis kantor  dan  peralatan  lain yang dibutuhkan sebagai dukungan penyelenggaran seminar.
c.       Biaya Konsumsi
Utamanya adalah untuk kebutuhan konsumsi para peserta selama seminar berlangsung seperti minuman, makanan ringan, makan siang atau makan malam.
d.      Sewa-sewa
Seperti pembayaran sewa gedung atau ruang seminar, sewa kendaraan, sewa komputer, printer, scanner.
e.       Pembayaran Honorarium
Pembayaran honorarium adalah untuk para pemakalah moderator, pembawa acara, notulis, pembuatan naskah makalh pengganti uang transpor  wartawan,  dan  petugas- petugas tertentu dan tentu saja honorarium atau uang lelah anggota panitia.
Besarnya honorarium telah ditetapkan sebelumnya, dan disesuaikan dengan kriteria yang telah disepakati bersama oleh panitia.
4)   Untung Rugi
Pada prinsipnya, dalam penyelengaraan sbuah seminar tidak dikenal istilah untung rugi secara finansial, sebab tujuan yang akan dicapai  adalah  keuntungan  yang  bersifat immateriil, yang tidak dapat dinilai dalam bentuk uang atau materi.
Biasanya dna penyelengaraan seminar sudah dianggarkan oleh Pemberi Tuigas dalam pos tersendiri, sehingga tidak ada istilah “rugi” seperti sebuah kegiatan bisnis, dan kalaupun pengeluaran melebihi dan budget (anggaran) yang telah ditetapkan  itu  merupakan  risiko bagi Pemberi Tugas untuk menutupnya.



2.11.   Ruang Lingkup Seminar
Dari ruang lingkupnya seminar dapat dibedakan atas tiga tingkatan, yaitu:
1.    Seminar Lokal
Pengertian seminar lokal dikemukakan oleh Yuzal, dkk (2013:34) berikut ini:
Seminar lokal merupakan seminar yang dilaksanakan oleh suatu lembaga atau departemen yang pesertanya berasal dan dalam lingkungan lembaga atau departemen itu sendiri atau juga dapat mengikutsertakan peserta dari daerah yang masih berada di bawah lembaga atau departemen yang bersangkutan.
Seminar ini mempunyai cakupan yang kecil, baik jumlah peserta maupun materi yang diseminarkan, dan biasanya dilaksanakan di kampus-kampus perguruan tinggi, dengan pemakalah atau penceramah lokal serta peserta yang hanya terdiri dari para mahasiswa dari perguruan itu sendiri.
2.     Seminar Nasional
Pengertian seminar nasional dikemukakan oleh Yuzal, dkk (2013:34) berikut ini:
Seminar nasional cakupannya lebih luas dibandingkan dengan seminar lokal, pesertanya berasal dari berbagai tempat atau daerah, pembicaranya juga dari kalangan tertentu yang berskala nasional dengan materi yang tentunya lebih berbobot dan tempat penyelenggaraannya biasanya dilakukan di hotel-hotel besar atau di balai sidang.
3.      Seminar Internasional
Seminar ini dihadiri oleh peserta yang berasal dari dalam maupun luar negeri, membahas isu-isu yang terkait dengan masalah-masalah global, dengan pembicara tokoh-tokoh penting dari alam negeri maupun manca negara (Yuzal, dkk, 2013:34).
Seminar bertaraf internasional yang pesertanya berasal dari negara-negara di kawasan tertentu saja disebut seminar regional. Penyelenggaraan seminar Internasional agak sedikit merepotkan dibandingkan dengan seminar nasional, karena harus menyediakan fasilitas-fasilitas seminar yang tidak diperlukan dalam semminar nasional, seperti penerjemah dan petugas-petugas yang bisa berbahasa asing. Masih dalam ruang lingkup seminar dikenal adanya seminar terbatas yaitu seminar yang terbatas waktunya, terbatas pesertanya atau terbatas tema atau topik.

2.12.        Manfaat Seminar
Mengikuti seminar sangat bermanfaat bagi para peserta. Berikut ini adalah manfaat diselenggarakannya seminar:
1.          Tempat mencari ilmu
Setelah mengikuti seminar, pengetahuan kita akan bertambah. Kita tak hanya mendapat pengetahuan dari pemakalah, tapi juga dari pertanyaan atau tanggapan yang diberikan oleh audience.
2.         Tempat menambah teman
Seminar juga bisa menjadi ajang untuk menambah teman. Karena biasanya saat seminar, secara tidak langsung kita akan mengenal dan berdiskusi dengan peserta seminar yang lain.
3.         Menambah pengalaman
Dengan mengikuti seminar, kita juga akan mendapat banyak pengalaman berharga. Seperti yang kita ketahui bersama, pengalaman adalah guru terbaik.
4.         Meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan berkomunikasi
Setiap individu diharapkan memiliki kepercayaan diri dan kemampuan berkomunikasi yang baik. Jika kamu merasa tidak memiliki dua kemampuan tersebut, cobalah untuk mengikuti seminar. Diskusikan hal yang membuatmu bingung dengan peserta seminar lain yang ada di sampingmu. Kamu juga bisa bertanya secara langsung kepada pembicara. Tanpa sadar, tingkat kepercayaan diri dan kemampuan berkomunikasimu akan bertambah dengan sendirinya.

2.13.  Kesekertariatan Seminar  
   Sekretariat dalam sebuah kepanitiaan seminar, maupun kesekretariatan yang merupakan suatu kegiatan, merupakan fungsi yang paling dominan  dalam organisasi kepanitiaan seminar, ibarat motor atau mesin sebuah kendaraan yang merupakan tenaga penggerak jalannya kendaraan tersebut.
Sekretariat panitia biasanya langsung berada di bawah sekretaris panitia, yang telah mulai bekerja sejak awal penetapan panitia, sampai dibubarkannya kepanitiannya tersebut.
1)   Ruang Sekretariat
Sekretariat memerlukan ruang sekretariat, tempat para petugas bekerja dan tentunya ruangan ini harus dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang diperlukan, seperti antara lain meja, kursi, mesin ketik, perangkat komputer, printer, scanner, mesin fotocopy, telepon dan mesin faks, sambungan internet, alat-alat komunikasi lainnya, alat  tulis  kantor  (pensil, bolpoin, ordner, stapler, kalkulator, spidol, kertas, buku notes, dan sebagainya).
Dari ruang sekretariatlah diatur semua persiapan seminar sampai dengan saat seminar berlangsung, penyiapan bahan-bahan seminar dan pendistribusiannya, menerima pendaftaran peserta, menerima telepon, dan menjawab pertanyaan-pertanyaan sekitar seminar yang akan diadakan.
Ada baiknya ruang sekretariat dilengkapi dengan papan tulis atau whiteboard untuk keperluan mencatat jadwal acara panitia, catatan-catatan penting yang harus diketahui semua anggota panitia, dan untuk keperluan diskusi panitia, ruang sekretariat dapat pula dilengkapi dengan flip chart (lembaran kertas), yaitu lembaran-lembaran kertas kosong seukurang kertas koran, yang bagian atasnya dijepitkan pada papan penopang berbentuk kuda-kuda (easle).
Mungkin pada tahap persiapan, ruang sekretariat bisa berlokasi  di tempat  lain,  namun pada saat seminar berlangsung sebaiknya ruang sekretariat berdekatan dengan ruang atau tempat seminar, sehingga memudahkan panitia untuk menghubungi petugas sekretariat bila diperlukan.
2)   Perizinan dan Ikatan Kerja
Hal-hal yang berhubungan dengan perizinan penyelenggaraan seminar maupun perikatan dengan pihak lain, bisa  dikoordinasikan oleh sekretaris panitia yang membawahi sekretariat, di mana anggota sekretariat bisa menyiapkan bahan-bahan dan materi yang diperlukan dalam pengurusan perizinan maupun ikatan kerja.
a)    Perizinan
Kalau perizinan merupakan persyaratan dalam penyelenggaraan suatu seminar, panitia harus segera mengurus izin tersebut kepada pihak yang berwenang.
Permohonan izin tersebut dilakukan setelah panitia menetapkan tanggal dan tempat diselenggarakannya seminar, dan dipastikan izin tersebut telah diperoleh beberapa  hari sebelum pelaksanaan seminar.
Kalau permohonan izin penyelenggaraan seminar menjadi tanggung jawab pemilik gedung atau event organizer, maka panitia wajib memantau prosesnya untuk memastikan keluarnya izin dimaksud.
b)   Ikatan Kerja
Seperti telah disinggung di atas, setiap kegiatan seminar yang melibatkan pihak lain, panitia harus membuat kontrak atau surat perjanjian, yang menjamin adanya kepastian hukum atas hak dan kewajiban para pihak. Misalnya kalau penyelenggaraan  seminar  melibatkan pihak sponsor, maka harus ada kontrak atau perjanjian antara panitia dengan para sponsor, kalau seminar tidak menggunakan gedung atau ruangan milik sendiri,  harus  ada  kontrak antara panitia dengan pemilik gedung atau ruang seminar.
Begitu pula kalau pasokan konsumsi berasal dari perusahaan katering, panitia harus membuat perjanjian dengan pengusaha jasa katering,  atau  pendokumentasi  acara  seminar oleh sebuah biro jasa, harus dibuatkan pula perjaniannya. Jika penyelenggaraan seminar diserahkan kepada event organizer, panitia harus membuat atau menandatangani surat perjanjian dengan event organizer yang bersangkutan.
Ikatan kerja harus dibuat di atas kertas bermaterai, dan untuk jumlah  transaksi yang relatif besar nilainya, ada baiknya dilakukan di depan notaris.
3)   Bahan Seminar / Makalah
Sekretariat bertanggung jawab menyiapkan bahan seminar berupa makalah sejak diterimanya konsep (naskah makalah) tersebut dari Pemakalah, sampai dengan proses penggandaan dan pendistribusiannya kepada para peserta seminar, bahan seminar (makalah) tersebut dapat berbentuk Teks Lengkap atau berupa Handouts (kerangka pikir).
Dalam sebuah seminar sebaiknya diusahakan agar makalah Pemakalah Utama maupun makalah Pembanding sudah disampaikan kepada peserta seminar beberapa hari sebelum berlangsungnya seminar untuk dipelajari materinya oleh peserta, sehingga jalannya seminar nantinya lebih efisien dan efektif.
Namun, banyak Pemakalah yang tidak mau atau keberatan kalau makalah mereka  dibagikan sebelum mereka melakukan presentasi, karena  akan  mengganggu  jalannya  presetasi tersebut, sebab para peserta lebih asyik membaca makalah daripada mendengarkan uraian dari Pemakalah, atau Pamakalah hanya memberikan  handouts  saja  kepada  para peserta, guna membantu memahami kerangka pikir Pemakalah. Kemungkinan-kemungkinan tersebut harus diantisipasi oleh sekretariat untuk menyiapkan bahan seminar dimaksud.
4)   Undangan
Sekretariat harus menyiapkan undangan seminar, dan memperhitungkan waktu penyampaiannya kepada calon peserta seminar, jangan terlalu lama, dan jangan pula terlalu dekat dengan waktu pelaksanaan seminar (Hari H).
Materi undangan berisi informasi tentang waktu dan tempat pelaksanaan seminar serta pokok-pokok acara, dan untuk tempat seminar yang belum familiar dengan publik, ada baiknya dibuatkan denah lokasi yang jelas.
Kalau calon peserta harus membayar untuk mengikuti seminar tersebut, dalam undangan harus dijelaskan jumlah yang harus dibayar dan tata cara pembayarannya.
Dalam undangan seminar, juga disertakan secarik kertas kecil untuk diisi oleh calon  peserta guna memastikan kehadiran mereka.
5)   Buku Panduan
Pada seminar-seminar yang berskala nasional maupun internasional, biasanya panitia menerbitkan Buku Panduan Seminar yang memuat informasi-informasi yang dibutuhkan oleh peserta seminar. Buku Panduan tersebut juga memuat berbagai informasi lain yang  berguna bagi peserta seminar, seperti jadwal penerbangan, kereta api, info tentang hotel,  tempat-  tempat wisata dan belanja, rumah sakit.
Bahkan pada seminar-seminar yang berskala internasional, Buku Panduan  dibuat lebih dari satu bahasa yang juga memuat profil negara dan kota penyelenggara seminar, panduan berbelanja bagi orang asing, contoh-contoh ucapan atau percakapan sehari-hari (misalnya Terima Kasih, Selamat Pagi, dan sebagainya).
Pada Buku Panduan Seminar ini biasanya disediakan halaman-halaman khusus untuk ucapan terima kasih panitia kepada pihak-pihak yang membantu terselenggaranya seminar, termasuk ucapan terima kasih kepada para sponsor.
Karena buku panduan ini akan beredar ke banyak orang maka para sponsor berlomba- lomba menjadikan buku ini sebagai media publikasi mereka untuk mengiklankan produk atau perusahaannya.
Mengingat buku ini akan menjadi ladang bisnis dan dapat menjadi sumber dana bagi pembiayaan seminar, maka sebaiknya panitia mengemas Buku Panduan ini sedemikan rupa, sehingga mempunyai daya tarik untuk para pemasang  iklan.  Semakin  banyak  peserta seminar, tentu semakin luas pula jangkauan promosinya, dan peluang ini harus dimanfaatkan oleh panitia.
Penanganan Buku  Panduan ini harus mendapat perhatian khusus dari Panitia, dalam  hal  ini sekretariat sebagai dapurnya.
6)   Kelengkapan Seminar
Kelengkapan-kelengkapan seminar sebagaimana tersebut di bawah ini harus dipersiapkan oleh Sekretariat dengan baik, jangan sampai terjadi kekurangan pada saat diperlukan, juga  perlu diperhatikan mutu atau kualitas kelengkapan seminar tersebut.
a)    Seminar Kit
Merupakan kelengkapan mutlak dalam penyelenggaraan sebuah seminar, biasanya berbentuk tas tangan (hand bag) atau map yang telah diisi dengan bahan-bahan seminar (makalah) dan dilengkapi pula dengan note book dan alat-alat tulis. Makin bergensi sebuah seminar, maka seminar kit-nya jgua semakin bagus mutu dan kualitasnya.Belakangan ini, banyak panitia seminar yang memberikan goody bag kepada sebagai kantong penyimpanan seminarkit, yang ukurannya disesuaikan dengan keperluan, didesain cantik dan menarik.
b)   Papan Nama
Papan nama ini diletakkan di atas meja Pemakalah, Moderator, Pembanding,  Pengamat, dan Notulis, juga pada meja Penerima Tamu dan meja panitia, kalau diperlukan  di  meja peserta juga disediakan papan nama.
Tulisan pada papan nama tersebut harus dapat terbaca dengan jelas, untuk itu disarankan menggunakan tulisan yang kontras dengan warna latar belakangnya.
c)    Name Tag
Name Tag disediakan sebagai identitas untuk para peserta dan dipakai selama seminar berlangsung, selain nama peserta juga biasanya dicantumkan foto peserta, nama perusahaan atau instansi yang bersangkutan.
Selain untuk memudahkan komunikasi antarsesama peserta (bisa menyapa  langsung  karena sudah melihat nama di name tag), panitia dengan cepat dapat mencari atau mengenali peserta kalau sewaktu-waktu diperlukan. Name tag juga disediakan untuk anggota panitia, dengan warna yang tentu berbeda dengan peserta seminar.
Ada dua jenis name tag, pertama yang dijepit atau menggunakan peniti, dan jenis yang kedua adalah yang digantung, sekretariat harus memilih name tag yang berkualitas bagus, dan tidak gampang copot atau jatuh selama dipakai peserta, dan tulisan nama serta perusahaan/instransi peserta harus tertulis rapi dan dapat dibaca dengan baik.
Untuk kepraktisan, misalnya di antara peserta sudah saling kenal, maka ada panitia yang memberikan name tag tanpa mencantumkan nama, cukup mencantumkan “PESERTA” atau “PANITIA” saja.
d)   Sertifikat
Panitia Seminar menyediakan sertifikat kepada para Peserta Seminar atas keikutsertaan mereka, dan sertifikat juga diberikan kepada Keynote Speaker, para Pemakalah, Pembanding, Moderator, dan Pengamat.
Selain sebagai tanda keikutsertaan dalam sebuah seminar,  sertifikat  juga  merupakan  tanda kenang-kenangan bagi peserta, untuk itu perlu didesain sebaik mungkin dengan mutu kertas dan cetakan yang prima, karena biasanya akan disimpan lama atau dibingkai  oleh peserta dan dipajang pada temapt yang pantas.
Pada sertifikat tercantum nama dan gelar peserta seminar serta instansi  atau perusahaannya, jadi diperlukan ketelitian dan kecepatan  secretariat dalam penyiapan sertifikat dan penulisan nama, sebab sertifikat akan disampaikan pada saat seminar akan berakhir.
Kata-kata dalam sertifikat bisa dibuat dalam bahasa Indonesia, tapi  banyak pula panitia seminar yang menggunakan bahasa asing untuk kata-kata dalam sertifikat yang mereka keluarkan terutama seminar yang berskala  internasional  atau yang banyak diikuti oleh orang asing sebagai peserta.
7)   Hasil Seminar
Hasil seminar berupa konsep Rumusan Seminar yang telah dibuat oleh Tim Perumus dan dibacakan pada saat sebelum penutupan seminar, harus segera dirapikan oleh sekretariat, digandakan dan bersamaan dengan sertifikat, akan dibagikan kepada peserta.
Sekretariat juga wajib mengirimkan hasil rumusan seminar tersebut ke  alamat  peserta yang kebetulan sudah meninggalkan ruang seminar sebelum ditutup secara resmi.
Secara resmi, Hasil Rumusan Seminar beserta Rekomendasi Tindak Lanjutnya  akan dikirim ke lembaga-lembaga dan instansi terkait sebagai pertanggungjawaban ilmiah atau keilmuan dari lembaga penyelenggara seminar.









2.14.        Ciri – Ciri Seminar
Di bawah ini adalah ciri-ciri dari sebuah seminar:
1. Dimulai dari makalah
Sebelum sesi diskusi di mulai, biasanya pemakalah akan menyajikan makalah terlebih dahulu. Isi dari makalah tersebut biasanya berkisar sekitar 4 sampai 10 halaman kertas kuarto.
2. Isi makalah harus diangkat dari isu ilmiah
Isu ilmiah merupakan bahan yang menarik untuk di diskusikan. Karena itulah, isi makalah harus diangkat dari isu ilmiah yang memang terjadi di kehidupan nyata (aktual).
3. Penyanggah utama mendapat prioritas untuk merespon
Setelah pemakalah menyampaikan isi makalahnya, biasanya penyanggah utama akan diberi kesempatan untuk merespon isi makalah tersebut. Barulah setelah itu, audience dipersilahkan untuk merespon.
Penyanggah utama ini bukanlah orang biasa. Mereka merupakan orang ahli yang memang berkecimpung di bidang yang dipilih sebagai topik dalam seminar itu.
4. Kebanyakan seminar dilakukan dalam bentuk forum
Seminar selalu melibatkan sejumlah audience agar ada yang memberikan respon terhadap isi makalah yang disampaikan oleh pemakalah. Inilah sebabnya seminar cenderung dilaksanakan dalam bentuk forum.





2.15.        Kekurangan dan kelebihan seminar
Seminar memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu sebagai berikut:
1.             Kekurangan seminar
    Kekurangan dari  seminar yaitu:
a.    Membutuhkan banyak waktu
b.   Membutuhkan pimpinan yang terampil
c.    Sulit dipakai bila kelompok terlalu besar
d.   Mengharuskan setiap anggota kelompok untuk mempelajari terlebih dahulu
e.    Mungkin perlu dilanjutkan pada pada diskusi yang lain

2.      Kelebihan seminar
 Kelebihan dari  seminar yaitu:
a.    Membangkitkan pemikiran logis
b.   Mendorong analisis menyeluruh
c.    Prosedurnya dapat diterapkan untuk berbagai jenis problema
d.   Membangkitkan tingkat konsentrasi yang tinggi pada diri peserta
e.    Meningkatkan ketrampilan dalam mengenal problema




       





BAB III
PENUTUP
3.1.            Kesimpulan
Seminar adalah suatu pertemuan ilmiah untuk menyelidiki dan membahas suatu masalah yang menyangkut kepentingan bersama dan mendesak dengan berpijak pada prasaran  dari sudut pandang tertentu di bawah pimpinan mahaguru atau orang ahli sehingga terumuskan pemecahan yang akurat. Ruang lingkup seminar ada tiga yaitu seminar lokal, seminar nasional dan seminar internasional.
Para Pelaku Seminar antara lain Pembawa Acara, Keynote Speaker, Moderator, Notulis, Pengamat, Pemakalah, Pembanding atau Penyanggah, Peserta, Tim Perumus. Kemudian Persiapan Seminar antara lain sebagai berikut:
1)   Pengembangan tujuan dan tema seminar
2)   Pokok bahasan atau topik seminar
3)   Penggambaran umum profil peserta seminar
4)   Pengembangan format dan desain seminar
5)   Pengembangan strategi penyelenggaraan dan logistik seminar





           



DAFTAR PUSTAKA
Kamdhi J.S. 2003. Terampil Berargumen Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SLTA kelas 3. Jakarta: Grasindo.
Tim Pustaka Phoenix. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia(Edisi Baru). Jakarta: PT Media Pustaka Phoenik.
Trianto Agus. 2007. Pasti Bisa Pembahasan Tuntas Kompetensi Bahasa Indonesia untuk SMP dan Mts kelas VIII Standar Isi 2006. Jakarta: Erlangga.
Yuzal, Indra dkk. 2013. Panduan Praktis Seminar. Jakarta: Rajawali Pers







1 komentar:

  1. terima kasih kak blog nya sangat membantu sekali, semoga sukses selalu kak

    Saya thasya nur oktavia dari ISB Atma Luhur

    BalasHapus